Semarang (ANTARA) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Rycko Amelza Dahniel mengatakan bomber Pos Pantau Polres Sukoharjo di simpang Kartasura, Rofik Asharudin (22), membeli komponen yang dirakit menjadi bom menggunakan uang yang diminta dari orang tuanya.

"Beli komponen dari uang minta orang tua, belinya dicicil," kata dia di Semarang, Rabu.

Menurut dia, komponen bom yang ditemukan di lokasi kejadi sama persis dengan komponen yang diamankan polisi saat menggeledah rumah pelaku di Kranggan Kulon, Wirogunan, Kabupaten Sukoharjo.

Menurut dia, bom yang digunakan pelaku tergolong sebagai "low explosive" dengan bahan baku "black powder".

"Diledakkan secara manual," kata dia.

Pelaku juga diketahui belajar sendiri tentang cara membuat bahan peledak dan diaplikasikan sendiri di rumahnya.

Ia menambahkan Rofik merupakan pelaku tunggal yang tidak terkait dengan jaringan teroris mana pun.

Pelaku dibaiat sendiri pada akhir 2018 setelah intensif berkomunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah melalui media sosial.

Ledakan diduga bom bunuh diri mengguncang Pos Pantau Polres Sukaharjo di persimpangan Kartasura pada Senin (3/6) malam.
 

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019