Lebaran Topat menjadi salah satu tradisi budaya yang perlu dilestarikan, karenanya kami ingin ASN ikut serta mendukung kegiatan tahunan masyarakat di Pulau Lombok
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memberikan dispensasi kerja kepada jajaran apartur sipil negara (ASN) di kota itu saat perayaan "Lebaran Topat" atau ketupat yang dirayakan sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah/2019.

"Lebaran Topat menjadi salah satu tradisi budaya yang perlu dilestarikan, karenanya kami ingin ASN ikut serta mendukung kegiatan tahunan masyarakat di Pulau Lombok," kata Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, perayaan Lebaran Topat tahun ini jatuh pada hari Rabu (12/6), yang merupakan hari kerja. Namun demikian, ASN bisa mengatur diri untuk dapat merayakan Lebaran Topat bersama keluarga.

"Tetap masuk dan setelah tugas kantor selesai, silakan mengatur diri jika ingin merayakan Lebaran Topat. Kita berikan dispensasi," ujarnya.

Pasalnya, pemerintah kota juga akan melaksankan perayaan Lebaran Topat di dua titik yakni di Makam Loang Baloq Kecamatan Sekarbela dan Makam Bintaro di Kecamatan Ampenan.

Sebelum kegiatan inti didua makam yang dikeramatkan itu, jajaran pemerintah kota akan melaksanakan rangkaikan Lebaran Topat di Musala Siti Aisyah Kantor Wali Kota Mataram dengan kegiatan zikir dan doa serta sarapan bersama menggunakan menu khas tradisional berupa ketupat, opor, urap dan jajan "bantal" yang terbuat dari ketan dibungkung janur.

Wali Kota Mataram mengatakan, perayaan Lebaran Topat di Pulau Lombok sangat kental dengan nilai-nilai adat, budaya, dan ibadah.

"Tradisi dan budaya di Pulau Lombok tidak bisa terpisahkan dengan nilai-nilai Islami, karena itu mari semarakkan 'Lebaran Topat' untuk melestarikan tradisi dan budaya Islami yang tidak ada di daerah-daerah lain," ujarnya.

Nilai-nilai adat, budaya, dan ibadah dalam perayaan Lebaran Topat yang dimaksudkan antara lain, sebelum pemotongan "topat agung tumpang telu", dilakukan zirah ke makam-makam yang dikeramatkan di antaranya Makam Loang Baloq dan Bintaro untuk berziarah dan mengingat jasa-jasa para solihin, tokoh dan mubaliq besar Islam yang telah membangun sumberdaya manusia agar umat muslim tetap dalam iman dan ketakwaan.

Selain itu dilakukan juga tradisi selakaran, zikir dan ngurisan (cukur rambut bayi) dihajatkan untuk mengambil berkah dari setiap ritual di Makam Loang Baloq yang merupakan makan seorang Ulama Besar Syekh Raden Gaos Abdul Razak.

"Zikir, selakaran dan zirah makam memiliki nilai-nilai yang disunahkan, karenanya pemerintah kota ikut bersama menggerakkan nafas dan roh budaya yang tidak boleh diremehkan," tuturnya.

Apalagi, kata wali kota menambahkan, Pulau Lombok kaya dengan berbagai tradisi, karenanya siapapun yang tinggal di Lombok harus menjaga, memelihara dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019