Jakarta (ANTARa News) - Usulan Ketua Umum Partai Pemuda Indponesia (PPI) Hasanuddin Yusuf soal kuota 50 persen untuk anak muda dimasukkan dalam RUU politik menghadapi pemilu 2009, menuai penolakan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang diketuai H Wiranto. "Tidak perlu kuota bagi anak muda. Mereka lebih baik belajar dulu biar matang. Nah kalau sudah tua, dengan sendirinya juga medapatkan suara dalam Pemilu,” ujar sala satu Ketua DPP Hanura, Samuel Koto kepada wartawan, Jumat. Dia menegaskan agar anak muda yang saat ini mendirikan partai politik serta organisasi sayap pemuda tidak perlu "cengeng dan merengek-rengek", akan tetapi harus terus berjuang dengan seluruh potensi yang dimiliki sebagai garda terdepan parpol. "Untuk mendapatkan jatah, para pemuda harus berkompetisi. Pemenangnya otomatis akan diistimewakan," katanya. Koto menambahkan perlunya dimensi waktu, budaya dan sosial bagi para pemuda untuk bisa tampil sebagai tokoh dan laku di mata konstituen partai atau akar rumput di masyarakat. "Pokoknya anak muda belajar dululah,” katanya menegaskan. Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum PPI Hasanuddin Yusuf meminta agar kuota 50 persen pemuda untuk legislatif dimasukkan dalam RUU Politik dalam menghadapi Pemilu 2009. "Ini penting dilakukan mengingat jumlah pemuda saat ini yang berusia 17-40 tahun lebih dari 92 juta jiwa. Adalah sangat tidak masuk akal apabila potensi yang demikian besar ini diabaikan,” ujarnya. Hasil pemilu 2004 lalu, dari 550 orang anggota DPR RI hanya 33 orang (enam persen) yang dari kalangan pemuda, padahal reformasi yang telah berjalan hampir satu dekade ini adalah hasil perjuangan orang-orang muda, khususnya para mahasiswa. "Jika sebagian besar parlemen diisi pemuda, katanya, tentu bisa diharapkan parlemen dapat mendorong terjadinya reformasi birokrasi pada semua tataran sampai pada tingkat basis," katanya. Menurut Hasanuddin, reformasi birokrasi harus menjadi fokus utama karena selama ini birokrasi merupakan sumber masalah, khususnya terkait budaya korupsi yang terlanjur melekat. Dia menilai saat ini baru lembaga TNI yang sangat peduli melakukan reformasi internal, sementara birokrasi terlihat masih tetap sama seperti dulu. "Dengan adanya kuota 50 persen untuk orang muda maka ke depan kita akan menyaksikan pemikiran-pemikiran segar dalam membangun bangsa ini. Kita tinggalkan politisi-politisi tua dengan pemikiran lama yang justru menghambat kemajuan bangsa ini," katanya. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008