Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Banten meningkatkan kewaspadaan perubahan cuaca yang berpotensi banjir bandang dan tanah longsor.

"Kita tetap waspada karena curah hujan di kawasan daerah hulu sungai masih tinggi frekuensi curah hujan dan angin kencang serta sambaran petir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi, Minggu.

Masyarakat Kabupaten Lebak, khususnya yang tinggal di bantaran sungai agar tetap waspada cuaca buruk tersebut guna mengurangi risiko kebencanaan.

Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak masuk kategori daerah rawan bencana alam.
Sebab, terdapat kawasan hulu di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan pegunungan adat masyarakat Badui.

Selama ini, di daerah itu dilanda hujan deras disertai petir dan angin kencang.
Bahkan, belum lama ini ratusan warga di empat kecamatan dilanda banjir bandang akibat luapan sejumlah sungai di daerah itu.

Keempat kecamatan itu, yakni Sobang, Muncang, Sajira, dan Cimarga.

"Beruntung bencana tersebut tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah daerah menyalurkan bantuan korban banjir bandang berupa beras, makanan siap saji, minuman kemasan, selimut, pakaian bekas hingga tikar.

Penyaluran bantuan itu bagi warga yang terdampak bencana alam yang mengakibatkan 56 rumah mengalami kerusakan, termasuk dua pondok pesantren, dan satu majelis taklim mengalami kerusakan berat.

Sedangkan dua jembatan putus dan ratusan jiwa terpaksa mengungsi ke rumah kerabat yang selamat dari bencana alam tersebut.

"Kami terus melakukan penanganan agar korban bencana alam tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019