Purwokerto (ANTARA) - Arus balik usai Lebaran 2019 dengan menggunakan jasa kereta api masih tinggi, kata Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro.

"Tadi saya membaca laporan terakhir itu data tiket yang sudah terjual 98 persen, keseluruhannya ya. Artinya, memang ini nanti diharapkan arus baliknya bisa membantu saudara-saudara kita yang ingin balik ke kota-kota besar," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin siang.

Edi mengatakan hal itu kepada wartawan saat melakukan inspeksi terhadap pelaksanaan Posko Angkutan Lebaran 2019 di Stasiun Purwokerto.

Menurut dia, pemudik tampaknya tidak seluruhnya kembali pada hari Minggu (9/6) seperti yang diprediksi sebagai puncak arus balik karena hari Senin (10/6) sudah harus bekerja.

"Tetapi tampaknya di kota-kota itu masih banyak yang butuh angkutan di kemudian hari," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Posko Angkutan Lebaran 2019 dilaksanakan hingga H+10 Lebaran sehingga masih tersisa enam hari lagi.

"Di luar itu, barangkali perlu saya sampaikan juga bahwa kenaikan prediksi secara menyeluruh itu kurang lebihnya 4 persen. Kalau kereta api itu penumpang tergantung sama bangkunya karena kalau bangkunya enggak ditambah, ya enggak akan bisa nambah penumpangnya, kan sekarang itu 'one man one seat', artinya setiap orang pasti dapat tempat duduk, enggak ada yang berdiri lagi," katanya.

Dengan demikian, kata dia, jika pihaknya tidak menambah jumlah bangku melalui penambahan gerbong, volume penumpangnya tidak akan bertambah.

"Nah ini, penambahan kita kurang lebihnya ketersediaan tempat duduk itu 4 persen," jelasnya.

Edi mengaku bersyukur karena sejak pelaksanaan Posko Angkutan Lebaran 2019 hingga saat ini tidak terjadi sesuatu yang melibatkan kereta api.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya terus berdoa agar tidak ada kejadian khusus hingga berakhirnya masa Angkutan Lebaran 2019.

Kendati demikian, dia menyoroti keberadaan perlintasan sebidang yang tergolong kritis terutama saat sibuk seperti sekarang, kendaraan yang melintas di jalan raya pun cukup banyak.

"Jadi, kadang-kadang itu (perlintasan sebidang, red.) perlu diawasi betul-betul supaya tidak terjadi sesuatu karena kereta ini jalannya di rel, sehingga kalau di relnya ada barang, ya enggak bisa mengerem," katanya.

Disinggung mengenai keberadaan pintu perlintasan sebidang di dekat pintu Tol Pejagan, Edi mengatakan ada tiga pihak yang harus berkoordinasi dan pihaknya juga melakukan koordinasi terus-menerus.

"Yang pertama, kita harus koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian karena memang mereka itulah yang juga menjaga perlintasan-perlintasan sebidang itu. Yang kedua juga pemerintah daerahnya, tergantung kalau petak jalannya jalan negara, pemerintah pusat yang mengambil alih, kalau jalan daerah ya mestinya pemerintah daerah yang mengambil alih," katanya.

Ia mengatakan pihak ketiga adalah PT KAI (Persero) itu sendiri karena pihaknya sebagai operator secara aktif harus tetap mencarikan solusi seperti ini.

Dalam inspeksi tersebut, Dirut PT KAI (Persero) Edi Sukmoro didampingi Direktur Operasi dan Prasarana PT KAI (Persero) Apriyono Wedi Chresnanto berkesempatan memberikan bingkisan untuk pramu-antar, petugas kebersihan, dan sekuriti yang bertugas di Stasiun Purwokerto.

Selain itu, Dirut PT KAI (Persero) juga menandatangani prasasti renovasi Klinik Kesehatan PT KAI (Persero) yang berlokasi di Stasiun Kroya dan prasasti renovasi Ruang Posko Stasiun Purwokerto serta menyerahkan satu unit mobil ambulans bantuan program "corporate social responsibility (CSR)" PT KAI (Persero) kepada Yayasan Al Ma'wa Cilacap. 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019