Jakarta (ANTARA News) - Pangsa pasar Carrefour pascaakuisisi terhadap Alfa Supermarket diperkirakan akan meningkat menjadi tujuh persen terutama di sektor bisnis produk makanan. "Mayoritas bisnis kami memang produk makanan," ujar Presiden Direktur PT Carrefour Indonesia Jean Noel Bronneau dalam jumpa pers di Jakarta, Senin. Menurut dia, berdasarkan riset AC Nielsen pada 2007, pangsa pasar Carrefour dari total bisnis makanan di Indonesia hanya lima persen. Jadi, setelah akuisisi Alfa Supermarket, diperkirakan pangsa pasarny anaik hanya 7 persen. Direktur Corporate Affairs PT Carrefour Indonesia Irawan D Kadarman menambahkan tulang punggung bisnis hypermarket asal Perancis itu memang pada produk makanan. "Pangsa pasar produk tekstil kami sangat kecil dibanding departemen store, untuk produk elektronik juga sangat kecil pangsa pasarnya," jelas Irawan. Ia menegaskan pangsa pasar Carrefour masih jauh dari definisi dominasi pasar ritel di Indonesia. Sebelumnya, Carrefour Group telah menandatangani "Share Purchase Agreement" pada 21 Januari 2008 dengan PT Sigmantara Alfindo dan Prime Horizon Pte. Ltd untuk membeli 75 persen saham mayoritas dari PT Alfa Retailindo Tbk dengan total harga saham Rp674 miliar. Jean menjelaskan Carrefour masih akan menambah tiga gerai pada Februari di wilayah Jabodetabek dan Surabaya. Sementara itu, ia masih akan fokus pada penyelesaian akusisi Alfa oleh Carrefour. Jean menambahkan akuisisi itu merupakan strategi Carrefour untuk memperkuat keberadaannya di pasar-pasar penting yang berkembang dengan pendekatan multi format secara lokal. Meski demikian, Carrefour mengaku tidak ada rencana untuk membeli perusahaan ritel lokal lainnya. "Tidak ada rencana akuisisi lainnya," tegas Jean. Presiden Komisaris PT Alfa Retailindo Tbk Djoko Susanto mengatakan kemitraan dengan Carrefour akan memperkuat posisi Alfa supermarket di pasar ritel Indonesia. Selanjutnya, Djoko yang masih memiliki 20 persen saham Alfa mengaku akan berkonsentrasi pada pengembangan Alfa minimarket. Mengenai perubahan nama perusahaan, Djoko mengaku tidak akan dilakukan. "Tapi untuk brandnya, nanti setelah satu tahun akan dipertimbangkan," ujarnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008