Kami sedang berupaya untuk mendatangkan bahan-bahan pokok ke Bahodopi yang dilaporkan terjadi kelangkaan sehingga harga jualnya melambung tinggi.
Morowali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bekerja sama dengan pihak kepolisian terus berupaya untuk menormalisasi harga bahan-bahan pokok di Kecamatan Bahodopi yang dilaporkan melambung tinggi sebagai dampak keterisolasian wilayah akibat bencana banjir.

"Kami sedang berupaya untuk mendatangkan bahan-bahan pokok ke Bahodopi yang dilaporkan terjadi kelangkaan sehingga harga jualnya melambung tinggi," kata Bupati Morowali Taslim kepada Antara di sela-sela peninjauan lokasi bencana banjir di Desa Dampala, Kecamatan Bahodopi, Senin siang.

Didampingi Kapolres Morowali AKBP Dadan dan Kepala Satker III PJN XIV Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Beny Birmansyah, Bupati Taslim membenarkan bahwa ia mendapat khabar bahwa di Kota Bahodopi, harga bahan bakar premium melonjak dari Rp10.000 menjadi Rp50.000/botol.

Harga elpiji 3kilogram yang biasanya Rp45.000/tabung, naik menjadi Rp150.000/tabun.

Keterangan lain yang dihimpun Antara dari Bahodopi menyebutkan harga beras naik dari Rp280.000 menjadi Rp350.000/zak berisi 25 kilogram, sementara telur ayam naik dari Rp3.000 menjadi Rp10.000/butir.

Bupati Taslim mengakui bahwa Kota Bahodopi yang menjadi lokasi industri pertambangan nikel yang mempekerjakan 35.000-an tenaga kerja itu memang sangat terdampak oleh banjir bandang yang mengakibatkan empat jembatan putus sehingga akses barang dan jasa dari Kota Palu, Poso, dan Makassar (Sulsel) menjadi terputus total.

Kondisi ini diperparah dengan putusnya jalan Trans Sulawesi dari arah Kendari, Sultra, ke Bahodopi karena banjir bandang di Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, Sultra.

"Jadi kita bisa bayangkan bagaimana tingginya kebutuhan masyarakat Bahodopi akan bahan-bahan pokok, mulai dari air minum, bahan makanan, bahan bakar dan kebutuhan lainnya karena terhambatnya arus barang masuk ke wilayah itu," ujarnya.

Namun begitu, kata Taslim, pihaknya dengan dukungan kepolisian sudah berupaya menormalisasi stok dan harga bahan pokok.

"Hari ini mudah-mudahan ribuan tabung elpiji 3kg sudah masuk Bahodopi melalui laut dan puluhan jerigen bahan bakar premium. Mudah-mudahan tidak ada halangan angkutan melalui laut," ujarnya.
Bupati Morowali Drs H Taslim (tengah) bersama Kapolres dan Dandim Morowali serta Tim Kementerian PUPR yang dipimpin Kasatker III PJN XIV Sulteng (Beny Birmansyah (ketiga kiri) di lokasi bencana banjir Desa Dampala, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulteng, Senin (10/6) (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Sementara itu Kapolres Morowali AKBP Dadan mengatakan sudah memerintahkan Kapolsek Bahodopi untuk melakukan razia ke pasar dan para pedagang agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan pribadi dari situasi sulit yang sedang dihadapi masyarakat.

"Semua pedagang diminta untuk menjual barang-barang secara wajar, jangan menaikkan harga sembarangan. Alhamdulillah, harga bensin eceran sudah turun menjadi Rp20.000-an/botol," ujarnya.

Baca juga: Empat jembatan permanen di Morowali ambruk dihantam banjir

Bupati Morowali Taslim, Kapolres Morowali AKBP Dadan, Dandim Morowali serta Tim dari Kementerian PUPR yang dipimpin Kepala Satker III PJN XIV Wilayah Sulawesi Beny Birmansyah hendak melakukan peninjauan ke Bahodopi, namun perjalanan mereka terhenti di Jembatan Dampala yang ambruk dibawa banjir sejak tiga hari lalu.

Kondisi Desa Dampala ini tampak cukup memprihatinkan karena hampir separuh dari desa itu tergenang banjir yang bercampur lumpur dan sedimen berupa pepohonan yang tumbang serta batang-batang kayu bekas tebangan.

Pemkab Morowali telah menyalurkan berbagai bantuan bahan makanan, pakaian, dan perlengkapan bayi kepada warga yang terdampak bencana, serta pelayanan kesehatan.

Pemda bersama PLN juga sedang berupaya untuk menormalisasi aliran listrik yang terputus akibat tumbangnya tiang-tiang listrik karena dihantam air bah yang membawa kayu-kayuan dan lumpur.
Baca juga: BPJN XIV pasang jembatan darurat di Sungai Dampala
Seorang ibu warga desa Dampala, Kabupaten Morowali, Senin (10/6) memandangi kakinya yang terluka dari atas sebatang pohon besar yang nyaris merubuhkan rumahnya saat banjir bandang melanda desa itu sejak Sabtu (8/6). Rumahnya kini penuh dengan lumpur dan belum bisa dibersihkan. (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019