Yogyakarta (ANTARA) - Komunitas kawasan Malioboro berharap rencana uji coba “car free day” Malioboro sudah dipersiapkan dan dipertimbangkan secara matang dari berbagai aspek termasuk dampak yang akan dirasakan komunitas, pedagang hingga wisatawan.

“Sebelum uji coba ‘car free day’ ini diterapkan, kami berharap rencana tersebut sudah dipersiapkan dan dipertimbangkan secara matang dari aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lalu lintas serta kemampuan kapasitas jalan di kawasan penyangga Malioboro,” kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Komunitas Kawasan Malioboro Rudiarto di Yogyakarta, Selasa.

Ia tidak memungkiri jika komunitas di kawasan Malioboro merasa khawatir terhadap dampak dari pelaksanaan uji coba “car free day” di kawasan utama wisata tersebut karena sulitnya akses masyarakat, pedagang, pengusaha serta wisatawan untuk masuk ke Malioboro.

“Apalagi, budaya masyarakat kita yang masih enggan berjalan jauh dari tempat parkir kendaraan ke tempat wisata yang dituju,” katanya.

Rudiarto menambahkan, meskipun sebuah lokasi wisata memiliki tampilan yang baik dan menarik, namun tidak akan ada wisatawan yang datang berkunjung apabila akses ke tempat wisata tersebut sulit.

Jika kondisi tersebut terjadi di kawasan Malioboro, maka Rudiarto menyebut kebijakan tersebut justru merugikan seluruh pihak yang berusaha di kawasan Malioboro, baik PKL, pedagang maupun masyarakat.

“Tetapi, kami dari komunitas tidak dalam posisi sebagai penentu apakah uji coba akan digelar atau tidak. ‘Car free day’ adalah kebijakan baru. Tentunya, perlu dilakukan uji coba untuk mengetahui bagaimana dampaknya. Kalau belum pernah dicoba, maka tidak akan pernah tahu bagaimana kondisi yang sebenarnya,” katanya.

Meskipun demikian, Rudiarto mengatakan, uji coba tersebut juga membutuhkan kesiapan dari masyarakat di Malioboro dan kawasan penyangga, termasuk kesiapan kantong parkir yang dekat dengan Malioboro dan mudah diakses masyarakat.

Ia pun mengusulkan agar uji coba “car free day” tidak dilakukan selama 24 jam penuh tetapi dilakukan bertahap sambil mempersiapkan infrastruktur kawasan penyangga Malioboro. “Misalnya, uji coba hanya dilakukan saat malam hari saja,” katanya.

Komunitas pun berharap agar pemerintah bisa memberikan jaminan bahwa kebijakan “car free day” tersebut memberikan dampak yang lebih baik untuk peningkatan ekonomi, sosial, budaya, dan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapta Raharjo mengatakan, kepastian pelaksanaan uji coba “car free day” di Malioboro akan diputuskan Kamis (13/6).

“Rencana awal, kegiatan uji coba hanya akan dilakukan satu hari yaitu pada 18 Juni pukul 06.00 WIB sampai 21.00 WIB,” katanya.

Dalam uji coba tersebut, seluruh kendaraan bermotor dilarang masuk dan melintas di Jalan Malioboro. Kendaraan yang bisa mengakses jalan tersebut hanya kendaraan tidak bermotor dan Trans Jogja saja.

“Komunitas bisa memanfaatkan waktu di luar pelaksanaan ‘car free day’ untuk mempersiapkan barang dagangan mereka atau memanfaatkan jalan-jalan sirip di sepanjang Jalan Malioboro untuk mendukung aktivitas di kawasan Malioboro,” katanya.

Salah satu jalan sirip yang akan dimaksimalkan adalah Jalan Suryatmajan. “Ruas jalan tersebut rencananya bisa digunakan dua arah hingga ke arah Jalan Pajeksan,” katanya.

Uji coba “car free day” di Malioboro tersebut menjadi bagian dari penerapan rencana Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019