Masker tersebut untuk menghindari batuk-batuk dan hidung tersumbat
Medan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Karo bersama institusi terkait lainnya membagi-bagikan masker kepada warga desa yang terdampak debu erupsi Gunung Sinabung untuk menjaga mereka tidak terkena penyakit akibat bencana alam itu.

"Masker sangat berguna bagi warga karena di desa itu debu vulkanik beterbangan cukup kencang," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Karo Natanail Perangin-angin di Kabanjahe, Selasa.

Masker gratis itu, kata dia, diberikan ke lokasi-lokasi aktivitas warga sehingga tidak mengganggu mereka yang sedang bekerja dan melaksanakan kegiatan lainnya.

"Masker tersebut untuk menghindari batuk-batuk dan hidung tersumbat," ujar dia.

Ia menyebutkan saat ini tercatat 20 desa terpapar debu erupsi Gunung Sinabung yang telah diatasi dengan menggunakan mobil pemadam kebakaran. Debu yang cukup tebal menempel di badan jalan tersebut disemprot menggunakan mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Karo.

"Puluhan desa yang terpapar debu vulkanik itu, berada di Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Payung, sebahagian di Kecamatan Tigabinanga, Kota Berastagi, dan Kecamatan Lau Baleng, di Kabupaten Karo," katanya.

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Minggu (9/6) sekitar pukul 16.28 WIB kembali erupsi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 7.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 9.460 meter di atas permukaan laut.

Pihak Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung Badan Geologi dan PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung dalam rilisnya menyebutkan bahwa kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi kurang lebih sembilan menit 17 detik.

Terjadi awan panas ke arah tenggara 3,5 km dan selatan tiga kilometer serta terdengar suara gemuruh sampai Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung. Saat ini Gunung Sinabung berada pada status level III (siaga) dengan rekomendasi kepada masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius tiga kilometer dari puncak Sinabung, serta radius sektoral lima kilometer untuk sektor selatan-timur, dan empat kilometer untuk sektor timur-utara.

Saat terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik, mengamankan sarana air bersih, serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.

Selain itu, masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang airnya berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya banjir lahar hujan.

Pada 20 Mei 2019, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan penurunan status Gunung Sinabung dari level IV (awas) menjadi level III (siaga).

Hasil pengamatan visual periode Januari hingga Mei 2019,  menunjukkan bahwa erupsi gunung itu mengalami penurunan.
 

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019