Jakarta (ANTARA) - Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa menurunkan tim Disaster Management Center (DMC) untuk membantu masyarakat yang terkena banjir di Konawe, Sulawesi Tenggara dan Samarinda, Kalimantan Timur.

Siaran pers Dompet Dhuafa, Selasa, menyebutkan beberapa wilayah di Samarinda dan Konawe tergenang banjir pada saat masyarakat setempat sedang merayakan Idul Fitri akibat intensitas curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut.

Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara sejak Sabtu (1/6) hingga Minggu (9/6) dilanda banjir yang menyebabkan sekitar 1.000 rumah terendam,
dan ribuan orang mengungsi sejak Jumat (7/6).

Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi Imam Rulyawan mengatakan bahwa pihaknya saat ini mengutamakan upaya evakuasi korban dan pendataan.

"Untuk respon pertama sementara ini selain evakuasi korban hingga assessment wilayah terdampak," katanya.

Untuk membantu para korban banjir di Samarinda, pihaknya telah mendirikan dapur umum.

"Di Samarinda Dompet Dhuafa mendirikan dapur umum yang terletak di Jalan S. Parman, Samarinda hingga kini sudah 500 penerima manfaat yang terbantukan," katanya.

Sementara tim Disaster Management Center di wilayah yang terdampak banjir melakukan operasi tanggap bencana berupa pendirian pos kesehatan dan penyaluran berbagai bantuan.

"Dompet Dhuafa melalui Tim Disaster Management Center (DMC) mendirikan pos sehat hingga distribusi bantuan menuju Konawe dan Samarinda sebagai respon tanggap bencana," katanya.

Data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara hingga Selasa (11/06) menyatakan sebanyak 4.089 orang yang berasal dari dari enam kecamatan telah mengungsi.

Selain itu, sebanyak 58 rumah warga hanyut terseret arus.

Banjir juga disebabkan oleh meluapnya Sungai Lasolo dan diperparah dengan rendahnya beberapa lokasi pemukiman warga di enam Kecamatan yakni Kecamatan Andowia, Asera, Oheo, Langgikima, Landawe dan Wiwirano.

Akibat banjir, sebanyak 28 desa diperkirakan terisolasi karena akses jalan dan jembatan ke sejumlah desa terputus.

Situasi yang tidak berbeda jauh juga melanda wilayah Samarinda, Kalimantan Timur, akibat meluapnya Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus yang menyebabkan ribuan rumah terdampak banjir hingga ketinggian 2 meter.

Pemerintah Kota Samarinda melansir tidak kurang 10.300 jiwa terdampak banjir.

Saat ini status darurat banjir ditetapkan hingga sepekan ke depan.

Banjir juga menggenangi dan meluas hingga pemukiman yang terdapat di kelurahan Sidodadi yang berada di Kecamatan Samarinda Ulu.

Selain permukiman dan rumah ibadah, banjir juga merendam instansi perkantoran di Jalan PM Noor.

Di Gunung Lingai, 1.200 KK atau sekitar 6.000 jiwa terdampak banjir. Warga manula, balita, dan bayi dievakuasi menggunakan perahu.

Banjir merendam pemukiman wilayah Bengkuriang di Kecamatan Samarinda Utara,Gunung Lingai di Kecamatan Sungai Pinang serta Temindung Permai juga di Sungai Pinang.

Data sementara keadaan banjir Kota Samarinda, Selasa (11/6), beberapa titik seperti di sekitaran Gatot Subroto, Elang, S.Parman, Tantina, Jalan Camar dan Belatuk mengalami kenaikan debit air.

Situasi Samarinda yang dilanda cuaca mendung dan hujan gerimis menyebabkan banyak warga memilih menetap di rumah masing-masing. 

Baca juga: Warga Andadowi Konawe fungsikan rakit seberangkan mobil
Baca juga: BMKG peringatkan cuaca ekstrem di tiga daerah di Kalsel
Baca juga: Ratusan kendaraan terjebak banjir di Konawe

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019