Timika (ANTARA) - Jajaran Kepolisian Sektor Bandara Mozes Kilangin Timika bekerja sama dengan pihak Aviation Security (Avsec) setempat akan memperketat pengawasan terhadap penumpang dan barang bawaannya dari Ilaga, Kabupaten Puncak yang hendak menuju ke Timika.

Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto di Timika, Rabu, mengatakan pengetatan terhadap penumpang dan barang bawaan mereka khusus dari Ilaga lantaran ditengarai membawa serta peralatan perang tradisional berupa busur dan anak panah untuk ikut bertikai dengan kelompok warga di Kwamki Lama.

"Anggota kami di Polsek Bandara Mozes Kilangin bekerja sama dengan pihak Avsec hampir setiap hari melaksanakan razia senjata tajam di kawasan bandara baru yang khusus melayani penerbangan dari dan ke pedalaman wilayah pegunungan tengah termasuk Ilaga. Selama ini memang banyak ditemukan penumpang dari Ilaga ke Timika membawa serta peralatan perang tradisional," kata AKBP Agung.

Saat ini sebanyak empat personel Polsek Kawasan Bandara Mozes Kilangin Timika ditempatkan di kawasan bandara baru (sisi selatan Bandara Mozes Kilangin Timika) untuk membantu pengamanan para penumpang yang hendak berangkat ke sejumlah rute di pedalaman Papua maupun penumpang yang baru tiba di Timika dari berbagai wilayah di pedalaman Papua.

Menurut Kapolres, keberadaan fasilitas Bandara baru Mozes Kilangin Timika yang sementara ini baru difungsikan untuk melayani penumpang yang hendak berangkat ke berbagai wilayah di pedalaman Papua itu sangat vital dan strategis.

Pada November 2018, katanya, aparat kepolisian bersama Avsec Bandara Mozes Kilangin mengamankan 200 butir amunisi yang hendak diselundupkan ke wilayah pedalaman di pegunungan tengah Papua guna mendukung perjuangan kelompok kriminal separatis bersenjata/KKSB.

"Kami mengharapkan personel yang ditempatkan di sana baik itu anggota Polri maupun Avsec benar-benar cermat melaksanakan tugasnya karena bandara baru itu pintu gerbang ke seluruh wilayah di pegunungan tengah Papua. Jangan sampai barang-barang yang masuk lewat gerbang itu lolos begitu saja tanpa pemeriksaan yang ketat. Kami harapkan integritas rekan-rekan yang bertugas di sana," ujar Kapolres Mimika.

Kapolres mengakui ada beraneka cara dan modus yang digunakan oleh orang-orang yang memiliki niat jahat untuk dapat meloloskan barang terlarang melalui pintu masuk terutama di bandara, termasuk dengan cara menyuap petugas.

Saat mengungkap kasus penyelundupan 200 butir amunisi di Bandara baru Mozes Kilangin Timika pada November 2018 itu, katanya, oknum pemilik barang sudah menyiapkan uang tunai Rp100 juta untuk menyuap petugas. Beruntung para petugas pengamanan di lokasi itu tidak tergiur dengan bujukan pemilik ratusan butir amunisi tersebut untuk diselundupkan ke pedalaman Papua dengan cara diangkut melalui kargo penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika.

"Kami sangat mengapresiasi hal itu dan kami telah mengadakan upacara pemberian penghargaan kepada enam personel Avsec Bandara Timika dan personel Polsek Kawasan Bandara Mozes Kilangin Timika," kata AKBP Agung.

Saat razia pada Selasa (11/6) petang di Check Point 28 Timika, aparat kepolisian mengamankan 15 orang warga ber-KTP Ilaga dengan puluhan peralatan perang tradisional seperti busur dan anak panah untuk dipasok ke Kwamki Lama.

Sementara pada razia Rabu pagi, aparat kepolisian kembali mengamankan puluhan busur dan anak panah serta parang dari sejumlah warga di Kwamki Lama. Tidak itu saja, aparat juga membongkar paksa sebuah tenda di Jalan Freeport Lama yang ditengarai akan digunakan untuk menampung massa yang didatangkan dari Ilaga untuk terlibat konflik di Kwamki Lama.

Pengamanan di kawasan Kwamki Lama dan sekitarnya, termasuk SP12 Distrik Kuala Kencana dan SP8 Distrik Iwaka kini diperketat lantaran ada upaya mengalihkan kasus konflik antarkelompok warga di Ilaga, Kabupaten Puncak ke Kwamki Lama, Mimika.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019