Jakarta (ANTARA) - Pria yang diduga penembak mantan bintang klub bisbol Boston Red Sox, David Ortiz di sebuah bar di Republik Dominika, telah ditangkap bersama dengan empat orang lainnya dalam sebuah kelompok yang diupah sebesar 8.000 dolar AS (Rp112 juta), demikian diumumkan pihak berwenang, Rabu.

Penangkapan itu terjadi ketika Ortiz (43), sudah pulih di sebuah rumah sakit Boston setelah operasi kedua pada Selasa, dan menurut keluarga, Ortiz saat ini sudah bisa duduk dan berjalan beberapa langkah.

Komplotan untuk membunuh Ortiz, yang menjadi pahlawan nasional di Republik Dominika, ternyata lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya dan melibatkan dua pria di sepeda motor yang bekerja dengan dua kelompok orang lain dalam mobil, demikian menurut kepala Kepolisian Nasional Ney Aldrin Bautista Almonte.

Jaksa Agung Republik Dominika Jean Alain Rodriguez mengidentifikasi Ramon Martinez Perez sebagai orang yang diduga melompat dari bagian belakang sepeda motor pada Minggu malam dan kemudian menembak Ortiz di bagian badan.

Bautista mengatakan kelompok itu ditawari 400.000 peso Dominika (sekitar 7.830 dolar AS) untuk menghabisi Ortiz.

"Komplotan tu tidak hanya melibatkan dua orang, banyak yang terlibat," kata Bautista dalam sebuah konferensi pers.

Seperti dikutip Reuters, Bautista juga menambahkan bahwa seorang pria lain yang terlibat dan dikenal dengan julukan "Ahli Bedah" , saat ini masih bebas berkeliaran.

Ortiz, yang secara luas dikenal sebagai "Big Papi," adalah legenda olahraga di Boston berkat perannya dalam tiga kejuaraan bisbol Seri Dunia serta ucapannya yang menginspirasi pada hari-hari setelah peristiwa pemboman Boston Marathon 2013.

Dia pensiun pada 2016 setelah mencapai 541 karir home run, yang menempati urutan ke 17 sebagai atlet legenda di Major League Baseball.

Ortiz ditembak ketika duduk-duduk di udara terbuka sebuah klub malam di Santo Domingo, ibukota negara asalnya. Teman Ortiz, Jhoel Lopez, seorang pembawa acara televisi, ikut terluka di bagian kaki dalam aksi penembakan.

Republik Dominika dikenal dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, dengan sebagian besar pembunuhan dilakukan disertai perampokan, menurut Departemen Luar Negeri A.S.

Polisi dengan cepat menangkap tersangka pengemudi sepeda motor, yang diidentifikasi sebagai Eddy Garcia, yang sempat ditahan dan dipukuli oleh para pengunjung di lokasi kejadian.

Serangan terhadap terhadap tokoh seperti Ortiz menarik perhatian karena hampir bersamaan dengan serangkaian kematian warga AS di Republik Dominika dalam beberapa bulan terakhir.

Ortiz menjalani operasi tahap pertama di Santo Domingo pada Minggu malam sebelum diterbangkan pada hari berikutnya ke Rumah Sakit Umum Massachusetts Boston, di mana ia menjalani operasi lebih intensif.
 

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019