Palembang (ANTARA News) - Sekitar 100 lebih warga Palembang yang tergabung dalam masyarakat Sumsel anti-sipilis (MASSIP) melakukan demo ke DPRD Sumsel menolak acara pemilihan miss Indonesia di Palembang. Sekitar 100 lebih warga tersebut mendatangi kantor DPRD Sumsel di Palembang, Kamis dengan membawa spanduk yang berisikan tanda tangan masyarakat yang menolak pelaksanaan miss Indonesia di kota "pempek" itu. "Kita menolak penyelenggaraan pemilihan miss Indonesia di Sumsel, karena bertentangan dengan syariat Islam, yang ditegaskan dengan fatwa Majelis ulama Indonesia No.287 tahun 2001 yang mengharamkan pornografi-porno aksi," kata koordinator aksi, Mahmud Jamrur. Mereka juga meminta DPRD Sumsel untuk menegaskan pembatalan event pemilihan miss Indonesia tersebut dalam bentuk keputusan yang tetap. Selain itu, mereka juga meminta Pemprov Sumsel untuk meninjau ulang agenda "Visit Musi" 2008 dengan menghilangkan agenda-agenda yang bernuansa kemungkaran dan kemaksiatan serta harus berani menolak budaya asing yang dapat merusak aqidah dan moral bangsa. Para pengunjuk rasa tersebut diterima Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sumsel, H.Syaiful Islam. Menanggapi hal itu Syaiful menyatakan, bahwa kegiatan miss Indonesia memang tidak layak dilaksanakan di Sumsel. Pada kesempatan itu, perwakilan pengunjuk rasa dalam hal ini diwakili Ketua Ukhuwah Center Sumsel, Umar Said menyerahkan pernyataan sikap penolakan acara pemilihan miss Indonesia di Palembang kepada Syaiful. Selain pernyataan sikap, mereka juga menyerahkan 1.800 tanda tangan masyarakat yang dikumpulkan menolak pelaksanaan miss Indonesia di daerah itu kepada wakil rakyat tersebut. Menurut Umar, penyelenggaraan miss Indonesia itu tidak ada kaitan langsung dengan paket wisata Musi 2008. Dana yang dianggarkan sebesar Rp1,9 miliar untuk kegiatan miss Indonesia itu bisa saja dialokasikan untuk memperbaiki aset wisata yang ada di daerah-daerah sehingga bisa dijual kepada wisatawan, ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008