Daya saing kita cukup kuat. Makanya di beberapa negara dituduh dumping dan sebagainya
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mematok target ekspor kedua produk tersebut mencapai sembilan miliar dolar AS dengan penambahan lini produksi dari beberapa anggotanya.

“Tahun lalu delapan miliar dolar AS, kami berharap tahun ini bisa mencapai sembilan miliar dolar AS,” kata Ketua Umum APKI Aryan Warga Dalam dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menurut Aryan, PT Asia Pulp and Paper  (APP) di Sumatera Selatan menambah kapasitas produksinya menjadi dua lini, sehingga diharapkan mampu mendongkrak target ekspor tahun ini.

“Pabrik yang belum beroperasi kan sudah beroperasi. InsyaAllah tercapai (target ekspor),” ujar Aryan.

Adapun negara tujuan ekspor untuk produk pulp didominasi oleh negara-negara di Asia.

Sedangkan produk kertas asal Indonesia, yang nilai tambahnya lebih tinggi, diekspor ke negara-negara di Asia, Afrika, hingga Amerika.

Menurut Aryan, produk pulp dan kertas nasional termasuk industri yang memiliki daya saing kuat di pasar global. Hal tersebut dikarenakan bahan baku berupa kayu banyak tersedia di Tanah Air. Selain itu, industri ini juga didukung mesin dan peralatan yang mutakhir.

“Daya saing kita cukup kuat. Makanya di beberapa negara dituduh dumping dan sebagainya. Karena bahan baku kita itu ada di sini. Kalau di Indonesia tumbuhnya lima tahun, di negara lain bisa 25 tahun,” ujar Aryan.

Berdasarkan kinerja ekspornya, industri kertas berhasil menduduki peringkat pertama dan industri pulp peringkat ketiga untuk ekspor produk kehutanan selama tahun 2011-2017.

Pada 2017 kedua industri tersebut menyumbang devisa negara sebesar 5,8 miliar dolar AS yang berasal dari kegiatan ekspor pulp senilai 2,2 miliar dolar AS ke beberapa negara tujuan utama yaitu China, Korea, India, Bangladesh, dan Jepang. Sedangkan ekspor kertas sebesar 3,6 miliar dolar AS ke Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam dan China.

Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menyampaikan, industri pulp dan kertas juga menyerap sebanyak 260.000 tenaga kerja langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tidak langsung.

Guna mendongkrak kemampuan industri pulp dan kertas nasional, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) di Bandung sebagai salah satu lembaga riset di bawah BPPI Kemenperin telah berperan aktif dalam upaya pengembangan standar hijau.

“Jadi, proses produksi di industri mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,” ujar Ngakan. Oleh karena itu, lanjutnya, mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019