Inovasi tiga mahasiswa tersebut sangat membantu masyarakat dalam memberikan solusi bagi anak-anak dengan permasalahan bentuk kaki X atau O, sehingga dapat beraktivitas lebih nyaman dan percaya diri
Purwokerto (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kemahasiswaan (PKM-K) menciptakan celana terapi bagi bayi di bawah lima tahun atau balita, kata dosen pembimbing penelitian itu, Umi Solikhah.

"Celana terapi ini dengan nama 'Thepagen' yang merupakan akronim dari 'Therapy Pants Genu Valgum dan Genu Varum' ini diciptakan oleh tiga mahasiswa lintas jurusan yang tergabung dalam Tim PKM-K, yakni Kurnia Pristiyani dan Renaldi Mahesa Putra dari S1 Keperawatan serta Falah Dinar dari Pendidikan Dokter," katanya di Purwokerto, Jumat.

Menurut dia, inovasi tiga mahasiswa tersebut sangat membantu masyarakat dalam memberikan solusi bagi anak-anak dengan permasalahan bentuk kaki X atau O, sehingga dapat beraktivitas lebih nyaman dan percaya diri.

Selain itu, kata dia, celana terapi bagi balita dengan permasalahan bentuk kaki X dan O tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan murah.

"Inovasi ini memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam membangun negara sesuai dengan bidang ilmu, menerapkan, dan mengembangkan ilmu yang diperoleh dapat dirasakan langsung oleh masyarakat," katanya.

Sementara itu, Ketua Tim PKM-K UMP Kurnia Pristiyani mengatakan celana terapi tersebut dapat memperbaiki dan mencegah posisi kaki balita berusia 2-3 tahun yang memiliki bentuk kaki O dan kaki X serta dapat memberikan rasa nyaman saat mobilisasi atau beraktivitas.

Pada penyakit tulang fase awal, kata dia, penggunaan alat penyangga (brace/splint) merupakan cara yang tepat untuk memperbaiki sudut "varus proximal tibia" dan paling baik dilakukan pada usia di bawah 3 tahun.

"Salah satu metode pemasangan alat penyangga yang sering digunakan untuk memperbaiki sudut 'varus proximal tibia' adalah 'Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO)'. Metode ini memfiksasi lutut pada posisi ekstensi dan memberikan ruang medial agar menjadi 'valgus'," katanya.

Ia mengatakan alat penyangga tersebut sebaiknya digunakan selama 23 jam per hari dalam kurun dua tahun atau tergantung derajat "angulasi varus" agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

Menurut dia, produk celana terapi yang dibuat dengan bahan katun serta dikombinasikan dengan busa dan perekat di dalamnya itu dapat dibeli oleh masyarakat dengan mudah dan harganya terjangkau.

"Kami menjamin produk bentuk celana ini memiliki kontruksi yang sangat kuat sehingga mudah digunakan. Selain itu, menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, aman, warna yang menarik, dan harga yang terjangkau akan menarik perhatian orang tua yang memiliki anak dengan bentuk kaki X dan O. Produk ini bisa didapatkan secara 'online' melalui akun Instagram @thepagen19," kata salah seorang anggota Tim PKM-K UMP Renaldi Mahesa Putra. 


Baca juga: Mahasiswa UMP buat alat pelatihan pertolongan pertama henti napas

Baca juga: Dosen UMP gunakan teknologi kultur jaringan kembangkan kelapa kopyor

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019