Solo (ANTARA) - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Jawa Tengah hingga saat ini masih mengeluhkan kerugian para peternak seiring dengan lebih rendahnya harga ayam dibandingkan ongkos produksi.

"Saat ini harga ayam di tingkat peternak untuk wilayah Jawa Tengah sekitar Rp8.000-10.000/kg, sedangkan harga pokok produksi (HPP) Rp18.500/kg," kata Ketua Pinsar Indonesia Jawa Tengah Parjuni di Solo, Senin.

Ia mengakui selama enam bulan terakhir, peternak ayam potong merugi hingga miliaran rupiah.

"Kalau perbandingannya seperti itu, tinggal dikalikan saja berapa kerugiannya. Kondisi ini sudah terjadi sejak enam bulan yang lalu," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap kebijakan pembatasan bibit ayam dapat memperbaiki harga ayam ke depannya.

"Harapannya kebijakan penarikan 30 persen bibit unggas bisa mengendalikan kelebihan produksi atau over supplay  yang terjadi dan berdampak pada harga ayam yang anjlok," katanya.

Ia mengatakan jika kebijakan tersebut jadi diterapkan dan berjalan dengan baik maka harga ayam bisa kembali normal dan kerugian peternak dapat ditekan secara bertahap.

Sementara itu, meski mendukung langkah pemerintah, pihaknya menilai langkah pemerintah tersebut terlambat karena peternak sudah terlanjur merugi selama enam bulan terakhir.

"Kami juga berencana menggelar aksi bagi-bagi ayam gratis lagi karena saat ini harga sangat murah," katanya.

Sebelumnya, sebagai bentuk protes karena merosotnya harga ayam, pada bulan September 2018 lalu pihaknya juga pernah melakukan aksi bagi ayam kepada masyarakat di Pasar Jongke, Solo.

"Oleh karena itu, kami berencana melakukannya lagi pekan ini. Untuk lokasinya saat ini kami masih konsultasi dengan pemkot," katanya.

Baca juga: Pemerintah minta peternak jujur sampaikan data
Baca juga: Pemerintah diminta perbaiki harga ayam hidup
Baca juga: Pengamat ingatkan penurunan harga ayam hidup rugikan peternak

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019