Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tipis pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena para pedagang beralih ke aksi ambil untung setelah emas mencatat kenaikan selama empat sesi berturut-turut.

Laporan Xinhua menyebutkan kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 1,60 dolar AS atau 0,12 persen, menjadi ditutup pada 1.342,90 dolar AS per ounce.

Pada pukul 17.45 GMT, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 21,65 poin atau 0,08 persen. Indeks S&P 500 naik 1,73 poin atau 0,06 persen, dan indeks Komposit Nasdaq naik 43,29 poin atau 0,56 persen.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan pasar saham AS. Ketika pasar saham sedang meningkat para investor dapat berhenti membeli aset-aset safe haven seperti emas.

Sementara itu, kurs dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya juga relatif stabil jelang pertemuan Federal Reserve pada 18-19 Juni, melayang di dekat tertinggi dua minggu karena investor mempertimbangkan kembali seberapa dovish Federal Reserve pada pertemuan kebijakan minggu ini.

Baca juga: Dolar melayang di dekat tertinggi 2 minggu, jelang pertemuan The Fed

Ketika dolar AS kuat, emas biasanya turun karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

Logam mulia juga tertekan oleh ketidakpastian menjelang pertemuan Federal Reserve AS yang diharapkan dapat memberikan petunjuk tentang rencana bank sentral tentang suku bunga.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 2,6 sen AS atau 0,18 persen, menjadi 14,829 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 10,1 dolar AS atau 1,26 persen, menjadi ditutup pada 794,6 dolar AS per ounce.

Baca juga: Bursa saham Jerman tutup hampir datar, saham Lufthansa rontok

Baca juga: Bursa saham Spanyol rontok, Indeks IBEX-35 ditutup turun 62,50 poin

Baca juga: Bursa saham Inggris menguat, Indeks FTSE-100 ditutup naik 0,16 persen



 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019