Jakarta (ANTARA News) - Pengoperasian kabel listrik bawah laut di Kepulauan Seribu, yang rencananya akan dilakukan pada akhir Januari 2008, ditunda hingga pertengahan Februari akibat masalah teknis. Bupati Kepulauan Seribu Djoko Ramadhan saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin, mengatakan rencana pengoperasian listrik tertunda menyusul rusaknya kabel bawah laut sepanjang enam kilo meter dari Tanjung Pasir menuju Pulau Untung Jawa. "Dinas Pertambangan dan PLN yang menyelidiki. Untuk kerusakan diserahkan kontraktor karena mereka yang bertanggungjawab," ujarnya Menurut Bupati Kepulauan Seribu Joko Ramadhan, terhambatnya pengoperasian listrik di Pulau Seribu akibat kerusakan kabel bawah laut. Dari tiga kabel yang ada, satu di antaranya dinyatakan mengalami kerusakan. Bahkan, dari ujicoba, terjadi kekurangan arus. Perbaikan kabel bawah laut tersebut murni tanggungjawab kontraktor mengingat belum ada serah terima. Seandainya sudah diserahkan pun, PLN yang bertanggungjawab. Disinggung apakah mengelupasnya kabel akan membahayakan nelayan, menurut Djoko, hal itu tidak terjadi. Sebab, sebagaimana kabel bawah laut lainnya memiliki pelindung luar yang sangat kuat. Sebelumnya, kabel bawah laut mulai dibangun sejak awal 2007 sepanjang 43 kilometer yang berawal dari Teluk Naga di Pulau Untung Jawa melalui Pulau Lancang hingga Pulau Tidung dengan aliran listriknya berasal dari gardu induk milik PLN di Tanjung Pasir. Jalur kabel bawah laut itu dimulai dari gardu induk di Tanjung Pasir menuju Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Pancang, Pulau Payung dan berakhir di Pulau Tidung. "Adanya listrik 24 jam di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan tersebut akan mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karena selama ini aliran listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel hanya beroperasi sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB lebih dari itu tidak ada listrik," kata Djoko. Dengan kondisi itu, menurut Djoko, maka warga sulit mengembangkan industri kecil padahal di kawasan itu potensi hasil laut cukup banyak dari mulai kepiting, ikan teri hingga jenis ikan laut lainnya. "Warga sulit melakukan diversifikasi produk sehingga yang dijual hanya bahan mentahnya, sulit membuat produk olahan, sehingga banyak produk dari Kepulauan Seribu yang dikemas oleh pihak lain dengan lebih baik," tegasnya. Sejumlah pulau di kawasan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan yang akan mendapat aliran listrik adalah Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Pancang, Pulau Payung dan Pulau Tidung. "Pada 2008 kabel listrik bawah laut itu akan dikembangkan ke Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan akan mengaliri Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Harapan, Pulau Kelapa dan Pulau Panjang. Pulau Panjang sendiri nantinya akan ada pelabuhan udara," paparnya. Investasi pembangunan kabel bawah laut itu senilai Rp240 miliar. Nilai itu lebih kecil dibandingkan alokasi anggaran untuk penyediaan listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel saat ini yang setahunnya memakan anggaran Rp45 miliar. "Kabel bawah laut itu memiliki ketahanan hingga 30 tahun. Jadi kita lebih hemat bila menggunakan teknologi ini dibandingkan pembangkit listrik tenaga diesel," kata Djoko.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008