Minyak mentah WTI naik 44 sen atau 0,8 persen menjadi 54,34 dolar AS per barel
Tokyo (ANTARA) - Harga minyak memperpanjang kenaikan tajam dari sesi sebelumnya di perdagangan Asia pada Rabu pagi, didorong hidupnya kembali harapan untuk kesepakatan perdagangan AS-China dan ketegangan lanjutan di Timur Tengah setelah serangan kapal tanker minggu lalu.

Minyak mentah berjangka Brent naik 34 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 62,48 dolar AS per barel pada pukul 00.28 GMT (07.28 WIB). Patokan internasional Brent naik dua persen pada perdagangan Selasa (18/6/2019).

Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI), naik 44 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 54,34 dolar AS per barel. Minyak mentah AS melonjak 3,8 persen di sesi perdagangan terakhir.

Dalam sebuah posting di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengatakan persiapan dimulai baginya untuk bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping di KTT G20 di Osaka minggu depan.

Itu terjadi setelah pembicaraan untuk mencapai kesepakatan luas tentang perdagangan antara Amerika Serikat dan China macet bulan lalu, setelah Washington menuduh China mundur dari komitmen yang telah disepakati sebelumnya.

Interaksi antara kedua belah pihak sejak itu telah terbatas, dan Trump telah mengancam, berulang kali, untuk mengenakan tarif lebih banyak pada produk-produk China dalam eskalasi yang ingin dihindari oleh bisnis di kedua negara.

"Permintaan global untuk minyak mentah mendapat dorongan karena ekspektasi bahwa pembicaraan perdagangan menunjukkan beberapa tanda positif setelah cuitan Presiden Trump," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, New York, dilansir Reuters.

Ketegangan di Timur Tengah setelah serangan kapal tanker pekan lalu juga tetap tinggi, dengan Trump mengatakan dia siap untuk mengambil tindakan militer untuk menghentikan Iran yang memiliki bom nuklir tetapi membiarkan apakah dia akan menyetujui penggunaan kekuatan untuk melindungi pasokan minyak Teluk.

Kekhawatiran akan konfrontasi antara Iran dan Amerika Serikat telah meningkat sejak serangan kapal tanker minyak Kamis (13/6/2019) lalu, dimana Washington menuduh Teheran. Tetapi, Iran membantah terlibat.

Iran mengatakan minggu ini akan melanggar pembatasan yang disepakati secara internasional atas stok uranium yang diperkaya rendah dalam 10 hari, menambahkan bahwa negara-negara Eropa masih punya waktu untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir yang penting.

AS sedang mengerahkan sekitar 1.000 tentara lagi ke Timur Tengah untuk apa yang Washington katakan sebagai tujuan defensif, mengutip kekhawatiran tentang ancaman dari Iran.

Pelaku pasar juga menunggu pertemuan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memutuskan apakah akan memperpanjang pakta pengurangan pasokan yang berakhir bulan ini.

OPEC dan negara-negara non-OPEC sedang membahas mengadakan pertemuan pada 10-12 Juli di Wina, kisaran tanggal yang diusulkan oleh Iran, sumber OPEC mengatakan pada Selasa (18/6/2019).

Stok minyak mentah AS juga turun 812.000 barel pekan lalu menjadi 482 juta barel, kata kelompok industri American Petroleum Institute (API), Selasa (18/6/2019). Perkiraan resmi akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Baca juga: AS-China nyalakan kembali pembicaraan perdagangan jelang pertemuan G20
Baca juga: Harga minyak melonjak dipicu harapan kesepakatan perdagangan AS-China
Baca juga: Bursa Wall Street naik di tengah harapan perang dagang AS-China mereda

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019