Waduk yang juga dinamakan Waduk Ir H Juanda itu sudah selayaknya dijadikan Special Economic Zone (Sez) atau Kawasan Ekonomi Khusus.
Purwakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil (Emil) meninjau Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Rabu, dan mengatakan bahwa bendungan yang dibangun oleh kontraktor asal Prancis Compagnie française d'entreprise pada 1957 itu berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) sampai lima kali lipat.

Dia mengatakan Waduk Jatiluhur punya potensi besar untuk dikembangkan seperti menjadi sumber irigasi, air minum, sarana perikanan, pembangkit listrik, pariwisata, dan budaya, menjadi dimensi untuk mengembangkan areal yang luas danaunya mencapai 8.300 hektare.

Gubernur Emil menyatakan bahwa waduk yang juga dinamakan Waduk Ir H Juanda itu sudah selayaknya dijadikan Special Economic Zone (Sez) atau Kawasan Ekonomi Khusus.

"Hari istimewa karena saya konsentrasi melihat dengan kasat mata untuk kenaikan ekonomi wilayah ini. Kami meyakini ini bisa. Ditambah lagi dengan pariwisata event, seperti paddle board competition, ada Jatiluhur Jazz Festival, dan lain- lain," kata dia.

Dengan pengembangan, Emil berharap waduk terbesar di Indonesia itu dapat menjadi unggulan Jawa Barat di sektor pariwisata.

Peninjauan kali ini untuk menganalisa dan menentukan masterplan pengembangan kawasan tersebut. "Tiap lokasi dianalisa, mungkin di suatu titik bisa dibuat restoran, di titik lain ada pasar wisata, hotel terapung dan lain-lain," katanya.

Baca juga: Jabar naikkan target PAD jadi Rp15 triliun

Terkait anggaran, Emil mengaku belum membuat perencanaan. Meski demikian, dia berharap proyek pengembangan Jatiluhur dapat dimulai awal 2020.

Saat ini, kata dia, yang perlu dilakukan adalah menyebarkan informasi secara massif tentang aktivitas menarik di Jatiluhur.

Untuk mengembangkan Jatiluhur, Emil menyatakan bahwa pihaknya terbuka untuk para investor, baik dalam maupun luar negeri karena investasi merupakan mesin pertumbuhan sekaligus sarana penyerap tenaga kerja.

"Di sini butuh kekompakan, korporasinya PJT II, wilayahnya Purwakarta, koordinasi dengan Pemdaprov (Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat), sampai (Pemerintah) pusat, semua harus koordinasi," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Jasa Tirta (PJT) II Saifudin Nur mengaku senang karena Pemdaprov Jawa Barat paham betul akan potensi hidrologi di Tanah Pasundan.

Jika potensi itu dikeluarkan, kata dia, perekonomian Jawa Barat dapat meningkat. Sebab, jalur hidrologi punya nilai tambah dan tak hanya digunakan sebagai sumber air baku dan pertanian.

"Potensi hidrologi berlimpah sungai, danau, waduk, irigasi, untuk memaksimalkan potensi tersebut, Pemdaprov Jawa Barat bersama Perum Jasa Tirta (PJT) II bersepakat untuk mengembangkan sektor pariwisata air sebagai unggulan," katanya.

Menurut Saifudin Nur, waduk Jatiluhur punya keindahan alam dan merupakan infrastruktur strategis apabila dikembangkan menjadi daerah wisata.

Dengan demikian pada Juli mendatang, pihaknya menggelar sejumlah event untuk menggeliatkan aktivitas wisata di kawasan Jatiluhur.

Salah satunya pada Juli mendatang akan diselenggarakan Festival Paddle Board, Jatiluhur Run 10K, sampai Jatiluhur Jazz Festival. Selain itu, Saifudin Nur pun menyatakan bahwa tak menutup sektor Iain yang bisa dilibatkan untuk wisata Jatiluhur termasuk para pelaku UMKM setempat.

"Jika pengembangan sektor wisata air tersebut terwujud, akan memberikan manfaat lain seperti meningkatkan fungsi sosial hingga fungsi konservasi atau penataan lingkungan," kata dia.
Baca juga: DKI-Jabar kerja sama pengembangan SPAM Jatiluhur




 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019