Brisbane (ANTARA News) - Komisioner Tinggi Malaysia untuk Australia, Duta Besar Dato Haji Salim Hashim, termasuk di antara 41 orang yang mengisi buku duka KBRI Canberra untuk mengenang mantan presiden RI Soeharto namun yang berbeda adalah kalimat belasungkawanya yang padat dengan pujian dan doa. Hashim menorehkan kata-katanya di buku duka tersebut: "Pak Harto, pergimu sebagai wira negara. Namamu terpahat di persada pertiwi. Jasamu terus semarak, menegak bangsa. Semoga rohmu dirahmati Ilahi." Minister Counsellor/Penerangan KBRI Canberra, Raudin dalam penjelasannya kepada ANTARA News, Rabu, mengatakan, ungkapan belasungkawa dari Dubes Hasyim untuk Pak Harto itu sangat indah terbaca. Selain Komisioner Tinggi Malaysia, sejumlah duta besar negara-negara sahabat lainnya juga sudah membubuhkan ucapan belasungkawa mereka di buku duka yang dibuka untuk umum sejak Selasa (29/1) hingga Jumat (1/2). Di antara mereka adalah para duta besar Amerika Serikat, Afghanistan, Mesir,Brunei Darussalam, Mauritius, Hongaria, Lebanon, Malta, Singapura, Laos, Filipina, Afrika Selatan, Swedia, Meksiko, Kanada, Irak, Korea Selatan, dan Thailand. Dubes AS, Robert D. McCallum, Jr., menuliskan kata-kata "Presiden dan Rakyat Amerika Serikat menyampaikan ucapan belasungkawa kepada Rakyat Indonesia atas wafatnya Haji Muhammad Soeharto." Ucapan belasungkawa dari unsur pemerintah federal Australia baru datang dari dua pejabat Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT), yakni Michael L`Estrange (sekretaris) dan David Spencer (wakil sekretaris), katanya. Mereka menulis "Belasungkawa kami kepada keluarga mantan presiden Soeharto dan rakyat Indonesia yang tengah berduka atas wafatnya orang yang telah memainkan peranan penting dalam sejarah modern Indonesia." Sementara itu, negara-negara sahabat lainnya, seperti Belanda dan Fiji, diwakili oleh pejabat tinggi di kedutaan besar masing-masing, kata Raudin. Kedubes Belanda yang diwakili wakil Dubes dan Kepala urusan Politik, Pers dan Budaya, E. (Eric) Strating, menuliskan kata-kata "atas nama pemerintah dan seluruh staf Kedubes Belanda di Canberra, kami sampaikan permintaan maaf yang tulus (sincere apologies) atas wafatnya Presiden Soeharto, sosok yang penting dalam sejarah Indonesia dan hubungan bilateral kedua negara." Selain di KBRI Canberra, buku duka untuk presiden kedua Indonesia yang wafat hari Minggu (27/1) dan jasadnya dikebumikan hari Senin (28/1) di pemakaman keluarga Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, itu juga dibuka di Konsulat RI Darwin, Konjen RI Sydney, Konjen RI Melbourne, dan Konsulat RI Perth. Selama sepekan hari berkabung, di seluruh kantor perwakilan dan wisma Indonesia yang ada di Australia, juga dilakukan pengibaran bendera setengah tiang hingga 2 Februari. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008