Jakarta (ANTARA) - Aktor muda Iqbaal Ramadhan dituntut untuk memahami cara berpikir dan berlaku sebagaimana tokoh Minke dalam film "Bumi Manusia" yang diangkat dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer, termasuk makan sambil duduk di lantai.

"Disuruh makan (sambil duduk) di lantai. Saya sangat sadar, saya lahir semuanya sudah enak. Semuanya sudah ke arah yang lebih baik. Tetapi, saya tidak ada di masa nenek saya, yang bahkan kata merdeka sulit sekali diucapkan," ujar Iqbaal dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Belajar makan sambil duduk di lantai merupakan permintaan Hanung Bramantyo selaku sutradara "Bumi Manusia" kepada Iqbaal.

Iqbaal bahkan juga diminta untuk membaca buku-buku kesukaan Pram seperti "Max Haveelar" karya Multatuli atau Eduard Douwes Dekker dalam dua bulan demi bisa memahami cara berpikir tokoh Minke.

"Pendekatan Mas Hanung bukan berusaha untuk menjadi Minke. Tetapi, mengerti cara berpikir seorang Minke. Makanya, (saya) dikasih bacaan-bacaan yang Eyang Pram baca," kata Iqbaal.

Sementara, Hanung mengatakan Iqbaal perlu meninggalkan kehidupan yang serba enak dan serba ada sementara waktu. Iqbaal bahkan perlu belajar menjadi budak di rumah sendiri.

"Makan duduk di lantai (adalah) treatment dari saya. Iqbaal harus meninggalkan apa yang ada di rumahnya. Makan sambil duduk di lantai, ngepel sendiri, mencoba jadi budak di rumah sendiri," kata Hanung.

Kemudian dari sisi bahasa, Iqbaal juga harus belajar berbahasa Belanda, Jawa, dan mengganti kata panggilan untuk diri dari "gua" menjadi "saya" dalam kurun waktu satu bulan.

"Bumi Manusia" berkisah tentang kisah Minke, pribumi revolusioner pada zaman kolonial Belanda, dengan Annelies, gadis blasteran Belanda - Jawa.

"Bumi Manusia" adalah buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis ketika Pram mendekam di pulau Buru. Pram menulis kisah itu di bekas kertas bungkusan semen sebelum akhirnya ditulis pada 1975.

Selain Iqbaal, Mawar De Jongh, Sha Ine Febriyanti, Ayu Laksmi, Donny Damara, Bryan Domani, dan Gorgino Abraham juga berpartisipasi dalam film yang akan tayang di bioskop pada 15 Agustus 2019 itu.

"Untuk teman-teman milenials, generasi Y, yang belum tentu tahu siapa Eyang Pram, apa itu "Bumi Manusia", mungkin gara-gara film ini, teman-teman bisa lebih menghargai sejarah dan mengerti alasan mengapa kalian harus bangga menjadi orang Indonesia," kata Iqbaal.

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019