Jakarta (ANTARA News) - Mantan presiden Abdurrahman Wahid "Gus Dur" menyarankan agar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tidak dibangun di Gunung Muria, tetapi di pulau terpencil Karimunjawa yang berada 20 kilometer dari Jepara, Jawa Tengah. "Saya katakan sebaiknya pembangunan PLT Nuklir itu ditempatkan di pulau-pulau terpencil. Misalnya di Pulau Karimunjawa," kata Gus Dur usai membuka seminar tentang nuklir di Jakarta, Kamis. Seminar yang diselenggarakan oleh Media Institute tersebut selain dihadiri Gus Dur juga menghadirkan pembicara, Dubes Iran Behrooz Kamalvandi, Ketua Badan Tenaga Nuklir Nasional Hudi Hastowo, penelisi CSIS Begi Hersutanto, Dekan FHUI Hikamahanto Juwono serta mantan Menristek AS Hikam. Gus Dur mengaku mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, namun soal keamanannya harus diperhitungkan secara cermat. Secara pribadi, jika lokasi pembangunannya di Gunung Muria, Gus Dur tidak setuju. Hal itu terkait dengan keamanan masyarakat. Gus Dur mengingatkan kecelakaan reaktor Nuklir Cyrnebil di Ukraina (Uni Soviet). Karena itu, Gus Dur lebih menyarankan jika di Pulau Karimunjawa. Namun ketika ditanyakan, bagaimana dengan warga masyarakat yang tinggal di Pulau Karimunjawa tersebut. "Pindahkan saja mereka," kata Gus Dur. Gus Dur juga mengingatkan untuk penggunaan teknologi nuklir Indonesia harus lebih banyak belajar lagi. Saat ini, tambahnya di seluruh dunia setidaknya sekitar 70 reaktor nuklir telah ditutup, terkait dengan masalah keamanan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008