Jakarta (ANTARA) - Nigeria kembali ke putaran final Piala Afrika setelah absen dua edisi sebelumnya meski menjadi yang terbaik pada 2013 di Afrika Selatan.

Elang Super tiba di Mesir dengan ambisi juara setelah absen pada Piala Afrika 2015 di Guinea Ekuator dan di Gabon dua tahun berikutnya.

Pelatih Gernot Rohr kembali membawa komposisi skuat berisikan pemain muda, setelah pada Piala Dunia 2018 menjadi skuat dengan rata-rata usia termuda di Rusia.

Kali ini, Nigeria tak lagi jadi skuat dengan rata-rata usia termuda di turnamen, melainkan kedua termuda setelah lawan mereka di Grup B, Burundi yang berusia rata-rata 22,8 tahun sedangkan Nigeria 22,9.

Berbeda dari Burundi, tim asuhan Rohr mempunyai pengalaman Piala Dunia 2018. Pengalaman ini tak dimiliki Burundi dan dua pesaing lainnya di Grup B yakni Guinea dan Madagaskar. Di Rusia, Nigeria bahkan hampir lolos dari fase grup usai menang 2-0 atas Islandia namun kalah 1-2 dari Argentina.

Meski sejumlah pemain senior seperti Victor Moses dan Kelechi Iheanacho tak lagi dibawa, Nigeria kini mempunyai senjata baru Samuel Chukwueze. Sayap yang musim lalu mendobrak masuk tim senior klub Spanyol Villarreal itu kini menjadi salah satu incaran tim-tim elit Eropa, termasuk juara Liga Champions Liverpool.

Kendati punya bekal pengalaman Piala Dunia dan disebut favorit juara Grup B, Rohr merendah dan menegaskan target utama Nigeria adalah lolos dari fase penyisihan grup.

Guinea menjadi tim yang paling diwaspadai Nigeria, namun Rohr menegaskan tak meremehkan Madagaskar dan Burundi yang menciptakan kejutan pada fase kualifikasi.

Baca juga: Salah harapkan tuah Champions menulari Mesir

Guinea yang erjuluk Syli Nationale dan sang pelatih Paul Put bukan saja terkait dengan hubungan kerja namun juga kepanasaran. Capaian terbaik Guinea adalah runner-up edisis 1976, sedangkan Put mencapai partai final edisi 2013 bersama Burkina Faso namun kalah 0-1 dari Nigeria.

Pelatih asal Belgia itu berangkat ke Mesir dengan keyakinan teguh Guinea berpeluang untuk paling tidak mengulangi prestasi yang ia ciptakan bersama Burkina Faso.

Guinea mendapat suntikan tenaga besar ketika kapten sekaligus bintang utama Naby Keita menyatakan sudah cukup pulih dari cedera pangkal paha yang dideritanya ketika membela Liverpool pada semifinal Liga Champions.

Setelah ikut mengangkat trofi Liga Champions bersama Liverpool meski harus menyaksikan dari tribun penonton, Keita kini punya target lain menempatkan negaranya dalam peta persaingan dunia.

Put tak menganggap enteng Burundi dan Madagaskar di Grup B, meskipun keduanya debutan putaran final Piala Afrika.

Madagaskar tiba di Mesir sebagai runner-up fase kualifikasi Grup A, setelah menjadi satu-satunya tim yang berhasil mengantongi poin dari Senegal yang lolos sebagai juara grup. Sayang, dari tiga pertandingan pemanasan terakhir sebelum berangkat ke Mesir, tim yang dilatih Nicolas Dupuis itu tak pernah menang dan menelan dua kekalahan.

Sementara itu, Burundi lolos sebagai runner-up fase kualifikasi Grup C mendampingi Mali. Meski menjadi tim dengan skuat termuda di Mesir, Burundi berhasil menyingkirkan Gabon yang dihuni bintang Arsenal Pierre-Emerick Aubameyang, dari fase kualifikasi.

Laga pertama penyisihan Grup B akan berlangsung di Stadion Alexandria, Minggu WIB pekan ini. Nigeria lebih dulu menghadapi Burundi sebelum kemudian Guinea dan Madagaskar saling berhadapan.

Baca juga: Mounie bawa Benin menangi laga pemanasan terakhir

Berikut daftar skuat tim penghuni Grup B:

Burundi: MacArthur Arakaza, Jonathan Nahimana, Justin Ndikumana; Karim Nizigiyimana, Christophe Nduwarugira, David Nshimirimana, Frederic Nsabiyumva, Omas Moussa, Omar Ngandu; Pierre Kwizera, Gael Duhayindavyi, Shasiri Nahimana, Hussein Shabani, Gael Bigiramana, Enock Sabumukama; Cedric Amissi, Fiston Abdul Razak, Selemani Ndikumana, Laudit Mavugo, Saido Berahino, Elvis Kamsoba, Mohamed Amissi, Francis Mustafa
Pelatih: Olivier Niyungeko

Guinea: Naby Yattara, Aly Keita, Ibrahim Kone; Issiaga Sylla, Baissama Sankoh, Ousmane Sidibe, Ernest Seka, Simon Falette, Fode Camara, Mikael Dyrestam, Julian Jeanvier; Naby Keita, Boubacar Fofana, Mady Camara, Amadou Diawara, Ibrahima Cisse; Ibrahima Traore, Francois Kamano, Idrissa Sylla, Mohamed Yattara, Jose Kante, Sory Kaba, Bengali-Fode Koita
Pelatih: Paul Put

Madagaskar: Jean Dieu-Donne Randrianasolo, Ibrahima Dabo, Melvin Adrien; Tobiosa Njakanirina, Pascal Razakanantenaina, Thomas Fontaine, Jerome Mombris, Romain Metanire, Toavina Rambeloson, Jeremy Morel, Fabien Boyer; Ibrahim Amada, Arohasina Andrianarimanana, Zotsara Randriambololona, Romario Baggio, Anicet Abel, Marco Ilaimaharitra, Dimitry Caloin, Rayan Raveloson; Paulin Voavy, Faneva Ima Andriatsima, Lalaina Nomenjanahary, Carolus Andriamatsinoro, Ando Rakotondrazaka, Njiva Rakotoharimalala, William Gros
Pelatih: Nicolas Dupuis

Nigeria: Ikechukwu Ezenwa, Francis Uzoho, Daniel Akpeyi; Kenneth Omeruo, Shehu Abdullahi, William Troost-Ekong, Leon Balogun, Ola Aina, Jamilu Collins, Chidozie Awaziem; John Obi Mikel, Alex Iwobi, Wilfred Ndidi, Peter Etobo, Moses Simon, John Ogu, Henry Onyekuru, Samuel Kalu, Samuel Chukwueze; Ahmed Musa, Odion Ighalo, Victor Osimhen, Paul Onuachu
Pelatih: Gernot Rohr

Baca juga: Presiden CAF bentuk komite keamanan jelang Piala Afrika

Jadwal pertandingan Grup B (dalam WIB):
Minggu (23/6) Nigeria vs Burundi
Minggu (23/6) Guinea vs Madagaskar
Rabu (26/6) Nigeria vs Guinea
Kamis (27/6) Madagaskar vs Burundi
Minggu (30/6) Burundi vs Guinea
Minggu (30/6) Madagaskar vs Nigeria

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019