Jakarta (ANTARA) - Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2019 SMKN 27 Jakarta meminta orang tua yang akan mendaftarkan anaknya ke sekolah untuk mencermati setiap informasi perihal pendaftaran maupun persyaratan.

"Banyak yang menanyakan tentang jadwal dan persyaratan, padahal tinggal lihat di pengumuman, kepastian jadwal. Kasian kalau telat nanti anak-anaknya gak bisa daftar," ujar Tim PPDB SMKN 27 Jakarta Rudiyanah, Kamis.

Menurut dia, sudah ada dua orang yang akan mendaftar jalur prestasi harus gigit jari karena masa batas pendaftaran dan verifikasi telah berakhir.

Untuk jalur prestasi tingkat SMK, masa pendaftaran dan verifikasi berkas persyaratan telah berakhir dari tanggal 17 hingga 19 Juni. Sementara pada 20 merupakan batas waktu lapor diri.

Malasnya orang tua mencari informasi menjadi salah satu masalah yang kerap terjadi. Padahal berbagai macam informasi baik dari situs resmi maupun berita dapat dengan mudah diakses.

Apabila tidak memiliki akses internet, para orang tua bisa datang langsung ke sekolah yang dituju. Jangan hanya mengandalkan informasi atas pihak lain.

"Intinya harapan lebih peduli lagi saat anak-anaknya melanjutkan (sekolah). Lebih care jangan kata si A gini, si B gini. Tapi bisa datang ke sekolah lihat di papan informasi," kata dia.

SMKN 27 ini menjadi salah satu sekolah yang banyak diminati oleh calon siswa. Tercatat pada pelaksanaan PPDB 2018 total jumlah pendaftar mencapai 3.300 orang.

"Pendaftar banyak tahun kemarin sekitar 3.300 orang tapi saya tampung 540 siswa. Tahun sekarang masih sama 540 siswa dengan jumlah 15 kelas. Itu sudah terkurangi untuk jatah inklusi, prestasi, afirmasi dan non zonasi," kata dia.

Senada dengan Rudiyanah, Panitia PPDB SMAN 1 Jakarta mengimbau agar orang tua siswa mempersiapkan persyaratan dengan baik. Seperti mengetahui nilai ebtanas murni (NEM) dan batasan nilai sekolah yang dituju.

Pemahaman itu ditujukan agar anak-anaknya tidak memaksakan menuju satu sekolah tertentu saja dan terlempar akibat nilai yang belum memenuhi persyaratan.

"Kalau untuk masyarakat mungkin harus kita siapkan mengetahui nilai siswa berapa, kemudian sekolah yang akan dituju harus antisipasi. Kalau memang NEM rendah jangan dipaksakan ke sekolah NEM tinggi karena dengan sendirinya tereliminasi," kata anggota tim PPDB SMAN 1 Jakarta, Iman.
Baca juga: PPDB jalur inklusi dan prestasi SMA Jakarta minim pendaftar
Baca juga: FSGI : Kemendikbud perlu contoh DKI Jakarta untuk penerapan zonasi
Baca juga: Mendikbud: pendaftaran ulang PPDB DKI Jakarta lancar

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019