Makassar (ANTARA) - Tiga mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar berhasil membuat penemuan yang bermanfaat bagi kehidupan yakni dengan mengubah emisi karbon menjadi oksigen.

Mahasiswa Departemen Ilmu Kelautan Unhas Makassar, Sukmawati di Makassar, Jumat mengatakan dirinya bersama dua rekannya yang lain mencoba melakukan penelitian untuk mengubah emisi karbon antropogenik menjadi bahan organik dan oksigen.

"Hasil penelitian kami ini cukup lama dan akhirnya berhasil menciptakan alat yang kami beri nama 'Transformer C2-OXY," ujar Sukmawati.

Ia bersama dua rekannya Mukarrama dari Departemen Ilmu Kelautan serta Elsha Millenia Baralangi yang merupakan mahasiswa Departemen Teknik Industri berhasil menuntaskan karya ilmiahnya tersebut.

Baca juga: Kaltim siap terapkan program pengurangan emisi berbayar Bank Dunia

Apalagi dia menjelaskan jika teknologi yang dibuatnya berlatar tingginya emisi karbon antropogenik yang dihasilkan di dunia khususnya di Indonesia dengan menempati urutan keempat sebagai negara penghasil emisi karbon.

"Dengan emisi karbon yang demikian besar artinya Indonesia memiliki peran yang besar dalam meningkatkan temperatur global yang selanjutnya akan menyebabkan kenaikan muka air laut, cuaca ekstrem, dan mengancam berbagai ekosistem," katanya.

Sukmawati menjelaskan secara sederhana, alat yang diciptakannya memanfaatkan kemampuan fotosintesis mahluk renik di laut bernama fitoplankton untuk dikultur dalam suatu sistem biorektor tertutup.

"Transformer C2-OXY ini dikembangkan untuk menjadi alternatif solusi dalam upaya mitigasi pengurangan emisi karbon," terangnya.

Baca juga: Pembangunan rendah karbon bisa turunkan emisi hingga 43 persen

Adapun cara kerja alat tersebut yakni gas CO2 yang dihisap oleh kipas akan masuk ke dalam bioreaktor dan tercampur dengan media kultur.

Dengan bantuan cahaya dari LED yang didesain untuk pertumbuhan optimal fitoplankton, karbon dioksida tersebut akan digunakan sebagai bahan dalam proses fotosintesis oleh fitoplankton untuk memproduksi bahan organik dan oksigen. Selanjutnya oksigen tersebut akan dialirkan dan dibebaskan ke lingkungan.

"Transformer C2-OXY terdiri dari tiga bilik akuarium. Bilik pertama untuk menampung karbon dioksida, bilik kedua sebagai bioreaktor, dan bilik ketiga untuk menampung oksigen," ucapnya.

Selain itu, alat ini juga telah dilengkapi sensor untuk mendeteksi konsentrasi gas dalam alat.
Baca juga: Papua mulai persiapkan proyek pembangunan rendah karbon

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019