Jakarta (ANTARA News) - Satu unit panser amphibi BTR-50 P milik Brigif I Marinir TNI AL tenggelam di perairan Situbondo Jawa Timur saat mengikuti latihan puncak TNI AL "Armada Jaya" XXVII, Sabtu kemarin (2/2) hingga menewaskan enam personil. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul, di Jakarta, Minggu mengatakan ke enam personil yang tewas adalah Pratu (Mar) Agus Priyanto, Kopda (Mar) Rusli Heri, Serda (Mar) Hadi Sutrisno, Kopda (Mar) Nugroho Pamungkas, Kopda (Mar) Hari Adi, dan Praka (Mar) Dwi Niar Priyanto. Selain korban enam tewas, delapan personil lain berhasil diselamatkan sementara satu orang masih hilang. Iskandar menjelaskan kejadian berawal saat panser aphibi yang diluncurkan dari badan KRI Teluk Kao itu tergulung ombak setinggi 1 meter sekitar 400 meter dari bibir pantai. "Karena tingginya ombak dan cuaca yang kurang mendukung, kestabilan panser menuju pantai terganggu dan pada saat bersamaan komandan langsung memerintahkan membuka pintu belakang untuk melakukan prosedur `escape`," katanya. Namun, saat sembilan personil dapat keluar ada satu orang yang tersangkut pada pintu sehingga enam orang lainnya terperangkap di dalam panser hingga panser tenggelam ke kedalaman 30 meter. Dikatakan Iskandar, TNI AL telah membentuk tim yang terdiri dari marinir dan Kopaska untuk menyelidiki terjadinya kecelakaan tersebut. Iskandar menekankan, panser amphibi yang digunakan itu telah diperiksa kelaikannya dan sebelumnya telah dilakukan peremajaan . Pencarian korban yang hilang Serka (Mar) Suryanto akan dilakukan selama sepekan oleh tim marinir dan Kopaska selama satu minggu ke depan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008