Medan (ANTARA) - Identitas dua jenazah korban kebakaran pabrik perakitan mancis di Jalan Tengku Amir Hamzah, Desa Sambirejo, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, telah teridentifikasi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kedua jenazah tersebut teridentifikasi melalui sidik jari dan gigi. Jenazah yang teridentifikasi berjenis kelamin perempuan, seorang di antaranya berinisial S yang dikenali melalui sidik jari.

“Sudah ada dua jenazah yang teridentifikasi. Seorang diidentifikasi melalui sidik jadi, seorang lagi melalui gigi," kata Kabid Dokkes Polda Sumut, Kombes Pol dr Sahat Harianja, yang juga Ketua Tim Identifikasi Korban di RS Bhayangkara Medan, Sabtu.

Mengenai data lengkap kedua jenazah tersebut, Kombes Pol dr Sahat belum bisa memaparkannya.

"Saya belum bisa paparkan namanya sekarang karena nanti sore rencananya akan ada konferensi pers yang dilakukan Kabid Humas Polda Sumut,” katanya

Ia menambahkan, terkait sidang rekonsiliasi untuk mengidentifikasi kedua korban itu sudah dilakukan.

“Rekonsiliasi sepintas sudah kita laksanakan, tapi rekonsiliasi secara garis besar atau umum akan kita laksanakan setelah ini,” katanya.

Baca juga: Kebakaran pabrik mancis di Langkat, korban tewas 30 orang

Sementara itu, Kasubbid Dokkes RS Bhayangkara Medan AKBP drg Johari Ginting menyatakan dari 30 jenazah korban hanya satu jenazah yang dapat diambil sidik jarinya, sehingga hanya korban yang berinisial S yang teridentifikasi melalui data primer itu.

"Karena sidik jari dan data sekunder korban sulit diidentifikasi, tim DVI kini fokus pada pemeriksaan gigi dan DNA," katanya

Hingga Sabtu, tercatat sebanyak 29 dari 30 korban sudah melaporkan data antemortem kerabatnya ke Pos DVI. Dari jumlah itu baru 13 korban yang telah diambil sampel DNA keluarganya.

Baca juga: Penyerahan data ante mortem korban kebakaran diwarnai isak tangis
Baca juga: Polda Sumut selidiki kebakaran pabrik mancis di Langkat
Baca juga: Pemilik rumah pabrik mancis diperiksa polisi

 

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019