Selama empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi masih berat di Pulau Jawa bahkan meningkat namun koneksi antarindustri tidak begitu signifikan
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menyarankan pemerintah agar mengutamakan aspek koneksi infrastruktur antarindustri untuk mengatasi ketimpangan pertumbuhan ekonomi.

"Selama empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi masih berat di Pulau Jawa bahkan meningkat namun koneksi antarindustri tidak begitu signifikan," kata Andy Satrio di Jakarta, Sabtu.

Akibatnya, ujar dia, berbagai pembangunan infrastruktur tersebut masih belum berdampak pada pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa secara signifikan. "Bahkan di kawasan Indonesia timur pun masih kecil," ujar dia.

Oleh sebab itu, solusi koneksi infrastruktur antarindustri dianggap bisa mengatasi berbagai ketimpangan tadi. Misalnya, pemerintah membangun infrastruktur yang bisa menghubungkan industri nikel dengan industri pengolah.

Ia menilai hal tersebut hingga kini belum ada konsep yang disusun begitu matang oleh pemerintah dengan berbarengan pembangunan infrastruktur.

"Saya melihat pembangunan infrastruktur masih difokuskan pada perpindahan orang, belum mengarah pada industri sehingga yang terlihat adalah infrastruktur di Tanah Air hanya penuh ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri atau hari besar saja," katanya.

Ia berpendapat jika pemerintah ke depan bisa menghubungkan industri dari satu kawasan ke kawasan lain melalui infrastruktur, maka pembangunan berbagai infrastruktur dapat membantu pertumbuhan ekonomi secara nasional.

"Jadi intinya jalan yang dibangun itu hendaknya bisa menghubungkan berbagai industri di Tanah Air," katanya.

Harapannya dengan penerapan tersebut, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terjadi di Pulau Jawa saja, namun di Indonesia bagian barat dan timur juga merata.

Baca juga: Studi: Pemanasan global tingkatkan ketimpangan ekonomi dunia

Baca juga: Kementan: Ketimpangan pendapatan di desa makin turun


Baca juga: Pemprov DKI-ACT gelar buka bersama upaya hilangkan ketimpangan sosial

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019