Phnom Penh, Kamboja (ANTARA) - Delapan-belas orang tewas ketika satu bangunan yang sedang dibangun di Kamboja ambruk pada Sabtu (22/6), kata seorang pejabat.

Sementara itu petugas pertolongan berjuang mencapai pekerja yang hilang dan dikhawatirkan terjebak di bawah tumpukan puing dan logam yang terpilin.

Bangunan beton dan logam tujuh lantai tersebut di Kota pantai Sihanoukville, sebelah barat Ibu Kota Kamboja, Phnom Penh, adalah proyek milik China.

Sedikitnya 24 orang cedera dan sebagian pekerja telah terjebak di dalam bangunan setelah bangunan itu amrbuk, kata kantor juru bicara bagi provinsi Preah Sihanouk.

"Bangunan logam tersebut telah ambruk sendiri dan kami tidak berani memindahkannya," kata Juru Bicara Oar Sareun pada Sabtu kepada Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. "Kami hanya bisa menunggu dan mendengarkan tanda kehidupan ... ."

"Kami takut bagian lain akan ambruk menimpa mereka ... Kami akan bekerja sampai malam untuk memindahkan logam," katanya.

Satu pernyataan yang dikeluarkan pada Ahad oleh para pejabat Preah Sihanouk mengatakan 40 persen puing dari lokasi tersebut telah dibersihkan. Tidak jelas berapa orang lagi yang hilang.

Gambar lokasi yang disebarkan di media sosial memperlihatkan beberapa kelompok petugas pertolongan sedang bekerja membersihkan beton dan tumpukan balok logam yang roboh.

Provinsi Preah Sihanouk dan kota terbesarnya, Sihanoukville, telah menyaksikan masuknya arus penanaman modal dalam beberapa tahun belakangan ini dari China, terutama ke dalam sektor kasino, properti dan pariwisata.

Baca juga: Gedung enam lantai ambruk di India, 20 orang terjebak reruntuhan
Baca juga: Bangunan ambruk di Kamboja tewaskan tujuh orang


Kota itu, tempat pelabuhan terbesar di Kamboja dan Zona Ekonomi Khusus China --yang terhubung dengan gagasan Sabuk dan Jalan Beijing, juga mengalami "booming" pembangunan untuk melayani peningkatan penanam modal dan wisatawan China.

Polisi telah menahan empat orang, termasuk tiga penyelia pembangunan, untuk ditanyai sehubungan dengan kecelakaan tersebut, kata satu pernyataan dari pemerintah provinsi tersebut

Sumber: Reuters

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019