Jakarta (ANTARA) - Pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia tidak selalu diramaikan oleh platform jual-beli, Zenius bermain dalam bidang teknologi pendidikan (education tehchology) atau lebih populer disebut edutech.

Zenius menyediakan kanal belajar dalam jaringan (online) untuk siswa sekolah dasar hingga menengah atas. Layaknya les mata pelajaran, siswa harus menjadi anggota berbayar agar dapat mengakses materi pelajaran dari Zenius.

Zenius menawarkan keanggotan mulai harga Rp165.000 untuk keanggotaan selama sebulan hingga Rp440.000 untuk keanggotaan setahun. Anggota Zenius akan mendapatkan akses ke soal latihan dalam format PDF hingga video berisi materi pelajaran.

Baca juga: Kemendes-Zenius kerja sama kembangkan pendidikan daerah tertinggal

Situs Startup Ranking menempatkan Zenius pada 22 Juni 2019 pada posisi kelima perusahaan rintisan asal Indonesia. Zenius berdiri sejak 2007 di bawah PT Zenius Education.

Pada Mei 2019, Zenius bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk membantu pendidikan di daerah tertinggal. Zenius memasang teknologi online to offline (O2O) sehingga anak-anak tetap dapat mengakses materi pelajaran tambahan di platform Zenius meki tidak memiliki sambungan Internet.

Proyek perdana Zenius dengan Kemendes PDTT berlangsung di 15 sekolah di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Sekolah akan mendapatkan server agar dapat mengakses materi pelajaran dari Zenius.

Baca juga: 10 Startup teratas Indonesia: Blibli.com

Baca juga: 10 startup teratas Indonesia: Traveloka

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019