selama ini Masjid Istiqlal bukan hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, akan tetapi juga menjadi tujuan wisata dalam dan luar negeri. Banyak pemimpin dunia yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, menyempatkan waktu untuk berkun
Banyuwangi, Jawa Timur (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan upaya pengendalian pencemaran air di lingkungan Masjid Istiqlal Jakarta.

Upaya tersebut dilakukan melalui pembangunan dan pengoperasian sistem pemantauan kualitas air secara terus menerus dan online (ONLIMO), pembagunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik, serta Recyle Air Limbah Wudu; serta pembangunan Kanal Plaza dan Wetland.

"Beberapa manfaat yang kita peroleh dari pengelolaan air limbah di lingkungan Masjid Istiqlal ini adalah manfaat lingkungan berupa penurunan beban pencemaran air dan perbaikan kualitas air serta peningkatan lahan terbuka hijau; manfaat sosial berupa tersedianya fasilitas informasi, pendidikan dan interaksi sosial masyarakat, serta manfaat ekonomi berupa meningkatnya ketersediaan air bersih serta pengurangan biaya pemakaian air bersih," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu.

Pembangunan sarana pengendalian pencemaran air karena kualitas air Sungai Ciliwung yang memprihatinkan, tuntutan penurunan beban pencemaran air sungai dan air tanah, tuntutan pengelolaan air bersih dan limbah secara efektif, efisien, dan berwawasan lingkungan, serta makin tingginya kebutuhan air bersih di Masjid Istiqlal.

Oleh karena itu, inovasi dalam hal penyediaan sumber air baku telah menjadi perhatian yang penting. Salah satu alternatif yang banyak mendapat perhatian di banyak negara di dunia adalah menggunakan daur ulang air limbah, khususnya air limbah perkotaan (municipal waste) sebagai salah satu sumber air baku untuk penyediaan air bersih.

Direktur Jenderal Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPKL KLHK) M.R. Karliansyah menyampaikan pembangunan sistem pemantauan kualitas air ONLIMO dilakukan pada 2015 dan pengoperasiannya berlangsung sampai sekarang.

"Sistem pemantauan kualitas air ONLIMO dimaksudkan untuk memantau kualitas air Sungai Ciliwung di ruas Masjid Istiqlal secara terus menerus dan 'real time/online'," ujarnya.

Ia mengatakan adanya tiga kegiatan utama yang diterapkan di kompleks Masjid Istiqlal tersebut, yaitu pembangunan IPAL domestik, dengan kapasitas terpasang sebesar 96 meter kubik per hari untuk memenuhi baku mutu air bersih, dan mampu mengolah air limbah dari 8.000 umat per hari.

Selain itu, penerapan teknologi Wetland dan nano bubble generator di kolam air mancur Masjid Istiqlal untuk meningkatkan kualitas air kolam tersebut.

Ia mengatakan pembangunan Kanal Plaza sebagai ruang rekreasi lingkungan Masjid Istiqlal dan displai atau bioindikator dari air hasil pengolahan IPAL domestik, serta berfungsi meningkatkan kualitas ruang terbuka di kawasan Masjid Istiqlal.

“Ketiga kegiatan tadi diperlukan untuk menjadikan Masjid Istiqlal dan lingkungan sekitarnya sebagai kawasan yang bersih, indah dan berwawasan lingkungan, mengingat selama ini Masjid Istiqlal bukan hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, akan tetapi juga menjadi tujuan wisata dalam dan luar negeri. Banyak pemimpin dunia yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Masjid Istiqlal," ujar dia.

Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal beserta seluruh jajaran, kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan anggota Pramuka Satuan Karya (Saka) Kalpataru dan Saka Wanabakti dari Kwartir Cabang Jakarta Barat.

Baca juga: BATAN luncurkan aplikasi layanan pengelolaan limbah radioaktif
Baca juga: KLHK dorong pemerintah daerah bangun tempat pengelolaan limbah B3

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019