Surabaya (ANTARA News) - Guna mensukseskan pelaksanaan tahun kunjungan Indonesia (Visit Indonesia Year/VIY) 2008 yang telah dicanangkan pemerintah, perlu upaya menyelaraskan program yang ditawarkan keluar negeri dengan persiapan-persiapan di dalam negeri. "Perlu ada tuntunan program yang dilakukan di dalam negeri dengan yang ditawarkan keluar negeri," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Yulianto Suchebu, di Surabaya, Selasa. Menurut dia, program-program yang ditawarkan dalam VIY 2008 juga harus ditindaklanjuti oleh masyarakat pariwisata di Tanah Air, diantaranya dengan menggelar event yang menarik. Event tersebut disesuaikan dengan karakteristik wisata yang ada di masing-masing daerah, seperti event yang terkait dengan wisata pantai, gunung, seni dan budaya maupun pembuatan cenderamata yang menarik. Event-event yang sudah ada perlu dikembangkan lebih menarik lagi, sehingga kegiatan tersebut benar-benar bernuansa VIY 2008. Namun, ia mengingatkan, untuk menggelar event tersebut tentu dibutuhkan biaya. Karena itu, pemerintah hendaknya bisa melakukan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) untuk mendukung suksesnya VIY 2008 itu. "Untuk mendukung suksesnya VIY 2008 tidak bisa hanya diserahkan ke swasta saja, tapi harus bersama-sama. Apalagi, mereka juga sudah membayar pajak. Hal itu harus segera kita lakukan kalau tidak ingin kehabisan waktu," katanya menambahkan. Ia mencontohkan, mendekati perayaan Tahun Baru Imlek, mestinya potensi-potensi wisata yang bernuansa tahun baru Imlek, seperti aktivitas di Gunung Kawi, mestinya bisa dikemas menjadi wisata berdaya tarik. Pemerintah telah menetapkan tahun 2008 sebagai Tahun Kunjungan Indonesia dengan mengambil momentum peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Tahun Kunjungan Indonesia itu dicanangkan di Jakarta pada 26 Desember 2007. VIY 2008 diharapkan dapat menjadi tonggak kebangkitan pariwisata Indonesia, dengan mengoptimalkan promosi di dalam dan luar negeri, agar target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak tujuh juta pada 2008 dapat tercapai.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008