Jakarta (ANTARA) - Mantan Presiden Organisasi Atletik Dunia (IAAF) Lamine Diack bersama putranya, Papa Massata Diack, akan diadili di Prancis atas tuduhan korupsi dan pencucian uang,

Dilansir dari AFP, Senin, sejumlah sumber menyebutkan, Diack yang memimpin IAAF antara 1999-2015 namun kepengurusannya berakhir dengan kekacauan harus menghadapi tuduhan bahwa Diack dan putranya telah menghalangi sanksi penggunaan doping kepada Rusia dan sebagai imbalannya dia mendapatkan sejumlah uang.

Papa Massata Diack, yang tidak pernah diinterogasi oleh pejabat Prancis, merupakan satu dari lima tersangka lainnya juga akan menghadapi persidangan atas tuduhan yang sama.

Investigasi Prancis terhadap Diack dimulai pada tahun 2015 ketika Sebastian Coe asal Inggris mengambil alih kursi Presiden IAAF dari pria Senegal berusia 86 tahun itu.

Jaksa penuntut Prancis menangani kasus ini karena mereka mencurigai adanya tindak pidana pencucian uang di Prancis.

Latar belakang investigasi itu adalah Badan Anti-Doping Dunia (WADA) menemukan adanya praktik doping sistematis yang disponsori negara di Rusia.

Para jaksa menuduh bahwa Lamine Diack menerima dana untuk kampanye politik di Senegal sebagai imbalan atas tutup matanya pejabat anti-doping IAAF terhadap para atlet Rusia yang terbukti menggunakan doping.

Baca juga: Mantan ketua IAAF mundur sebagai presiden Yayasan Atletik
Baca juga: Sepertiga peraih medali atletik diduga doping, bos IAAF gerah

Pewarta: Junaydi Suswanto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019