Kini pemuda Indonesia, lebih suka bergaya 'korean style, harajuku style, arabian style' maupun 'western style', katanya
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengimbau para elite dan tokoh nasional agar dapat menjadi teladan bagi generasi muda sehingga bangga menjadi putra-putri bangsa Indonesia.

"Seluruh elemen bangsa Indonesia, khususnya para elite dan tokoh nasional, agar dapat memperhatikan generasi muda Indonesia. Lunturnya nilai-nilai kebudayaan pada generasi muda harus mendapat perhatian serius dari semua pihak," kata Bambang Soesatyo saat menerima Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid bersama pengurus Forum Gelora Kebangsaan, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain, Koordinator Forum Gelora Kebangsaan Witaryono Reksoprodjo, serta anggota Forum Gelora Kebangsaan yakni Jusuf Suroso, Ari Nurcahyo, dan Putut Trimusodo.

Menurut Bambang yang akrab disapa Bamsoet, suka atau tidak suka, banyak pemuda Indonesia yang menyukai budaya asing, seperti grup musik K-Pop dari Korea Selatan, sudah begitu masif mempengaruhi budaya Indonesia.

"Kini pemuda Indonesia, lebih suka bergaya 'korean style, harajuku style, arabian style' maupun 'western style'. Padahal Indonesia punya banyak ragam budaya, mulai dari fashion, alat musik hingga falsafah kehidupan dari kearifan lokal di berbagai daerah," katanya.

Baca juga: UI gelar Forum Kebangsaan tentang kesatuan ekonomi

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah VIII (Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen) ini berpandangan, cara indoktrinasi secara halus yang dilakukan berbagai negara sepeti Korea, Jepang, Timur Tengah dan negara-negara Barat melalui film, lagu, cerita komik maupun fashion, perlu dipelajari untuk menjadi contoh.

Hal ini, kata dia, menjadi tantangan bagi para pemangku kepentingan, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, untuk menghidupkan ruang-ruang indoktrinasi budaya Indonesia dengan cara-cara halus kepada para generasi muda Indonesia.

"Indoktrinasi tidak selamanya berarti buruk. Indonesia punya Pancasila sebagai ideologi bangsa yang di dalamnya memuat keluhuran budaya bangsa. Nilai-nilai tersebut tidak bisa hanya didiamkan saja, melainkan harus ditanamkan kepada generasi bangsa melalui pendekatan yang menarik dan interaktif, bukannya dengan cara paksaan atau otoritarian," tutur Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menyatakan menyambut baik rencana penyelenggaraan seminar "Kebudayaan Indonesia dalam Dimensi Kekinian dan Perspektif Masa Depan" yang dijadwalkan akan diselenggarakan di Jakarta pada 3-4 Juli 2019.

Baca juga: Menristekdikti: Pemerintah terus perkuat wawasan kebangsaan

Seminar yang diselenggarakan oleh Forum Gelora Kebangsaan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Lemhannas ini, akan menjadi "kick off" penanaman kebudayaan nasional yang bisa dilanjutkan di berbagai provinsi hingga kabupaten/kota.

"Seminar tersebut harus mampu menjawab berbagai tantangan budaya yang dihadapi Indonesia, seperti radikalisme dan sektarianisme, ideologi transnasional, krisis karakter dan budaya nasional, serta krisis kebangsaan dan bernegara, sehingga dapat menjadi jembatan menuju peradaban Indonesia sebagai sebuah bangsa yang berbudaya," katanya.

Baca juga: Ma'ruf Amin hadiri pertemuan kebangsaan dan halalbihalal PWNU Jateng

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019