Indeks dolar AS turun 0,24 persen menjadi 95,9838 pada akhir perdagangan
New York (ANTARA) - Kurs dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor tetap berhati-hati terhadap greenback di tengah spekulasi tinggi tentang potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan sanksi baru Washington terhadap Iran.

Investor dan pedagang percaya bahwa pemotongan suku bunga The Fed akan menjadi kepastian pada Juli, karena probabilitas "pelonggaran" dalam suku bunga The Fed tetap 100 persen pada Senin (24/6/2019), menurut alat FedWatch CME Group.

Ekspektasi luas seperti itu telah menekan greenback sejak bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya stabil dan mengisyaratkan pemotongan suku bunga di masa depan minggu lalu.

Sementara itu, sebut Xinhua, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin (24/6/2019) untuk menjatuhkan sanksi ekonomi tambahan terhadap Iran, termasuk sanksi pada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan banyak lainnya.

Presiden AS mengklaim langkah tersebut datang setelah "serangkaian perilaku agresif oleh rezim Iran dalam beberapa pekan terakhir," termasuk penembakan pesawat tak berawak AS.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,24 persen menjadi 95,9838 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1400 dolar AS dari 1,1368 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2742 dolar AS dari 1,2735 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6966 dolar AS dari 0,6926 dolar AS.

Dolar AS dibeli 107,31 yen Jepang, lebih rendah dari 107,41 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9721 franc Swiss dari 0,9769 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3188 dolar Kanada dari 1,3209 dolar Kanada.

Baca juga: Rupiah awal pekan diprediksi melemah dipengaruhi sentimen global
Baca juga: Euro sentuh tertinggi tiga bulan dipicu pelonggaran Fed tekan dolar
Baca juga: Dolar melemah tertekan data suram ekonomi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019