Jakarta (ANTARA) - Aktor Adipati Dolken mengaku dirinya merasa tertantang untuk memerankan karakter Hardo pada film adaptasi novel "Perburuan" karya Pramoedya Ananta Toer tersebut.

"Biasanya, saya memainkan peran tokoh yang benar-benar ada dan nyata. Nah, di "Perburuan" ini saya harus memainkan tokoh dari novel yang karakter dan kreatifitasnya bisa dikembangkan," ujar Adipati pada peluncuran poster "Perburuan" di Jakarta Selatan, Rabu.

Ia lalu menjelaskan bahwa ia sempat memiliki beban untuk memerankan tokoh Hardo yang digambarkan tegas ini.

"Saya merasa punya beban kalau nanti ada yang salah saat memainkan peran Hardo. Peran ini sangat tidak mudah dimainkan," kata dia.

Tantangan lain bagi kekasih Vanessa Prescilla ini adalah panjangnya dialog dalam naskah yang harus ditampilkan.

Bahkan, lanjut dia, terdapat tiga adegan dengan dialog panjang yang disusun hingga menghabiskan 13 lembar kertas per adegannya.

Meski begitu, Adipati berusaha mengerti dan memahami kata demi kata yang ingin disampaikan melalui karya sastra ini, dengan latihan dan "reading" hingga tiga minggu lamanya.

Selain perwatakan, pria berusia 27 tahun ini juga dituntut untuk mempelajari seni bela diri "Kendo" dari Jepang untuk menyempurnakan tokoh Hardo tersebut.

Adipati mengibaratkan proses pengembangan karakter hingga latihan bela diri yang ia jalani layaknya belajar bermain biola.

"Kan harus benar pegangnya. Sama seperti di "Kendo" yang juga harus benar megang "Bokken" (pedang)nya," jelasnya.

Adipati Dolken yang biasa disapa Dodot ini lalu berharap bahwa peran Hardo di film "Perburuan" ini dapat diterima penonton dan pencinta film Indonesia.

"Semoga juga bisa menyenangkan para pembaca karya-karya Pramoedya," tutupnya.

Sementara itu, film garapan Richard Oh ini akan hadir ke layar perak bersamaan dengan tanggal rilisnya film "Bumi Manusia" pada 15 Agustus mendatang.


Baca juga: Demi "Perburuan", Adipati Dolken belajar "perang" lewat game PUBG

Baca juga: Poster film "Perburuan" resmi diluncurkan

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019