Mataram (ANTARA) - I Wayan Pengsong, seorang perupa dianugerahi penghargaan "Erkaem Award 2019 Tribute To Pengsong" oleh komunitas gerakan gerilya kesenian Rumah Kucing Montong–biasa disebut eRKaeM.

Dalam rilis yang diterima di Mataram, Kamis, dosen Seni Universitas Nahdlatul Ulama (NU) Nusa Tenggara Barat dan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram sekaligus pengelola komunitas eRKaeM, menjelaskan I Wayan Pengsong yang lahir di Cakra Negara Bali pada 15 Desember 1943 ialah pelukis yang tinggal di Lombok.

Kecintaannya pada bumi Lombok itulah yang membuat karya-karya lukisnya memiliki hubungan erat dengan arsitektur Lombok yang unik.

Beberapa karyanya menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia yang sekaligus menjadi koleksi Negara. Di antaranya lukisan cat minyak pada kanvas berjudul Panen, 80x100 sentimeter, 1991 dan Pasar di Tepi Pantai, 103 x 135 sentimeter, 1983.

I Wayan Pengsong meninggal dunia pada Kamis, 11 Agustus 2016. Program Erkaem Award 2019 Tribute To Pengsong akan berlangsung mulai pukul 13.00 WITA pada Kamis (27/6) dengan rangkaian kegiatan di antaranya, pameran seni rupa, pentas musik, pembacaan puisi, pentas teater monolog, pemutaran video dokumenter, diskusi hingga acara puncak yaitu pemberian penghargaan dari Komunitas eRKaeM kepada pihak keluarga dari I Wayan Pengsong.

eRKaeM melibatkan seniman-seniman besar dalam kegiatan Erkaem Award, mereka adalah Ary Juliyant, Arief Firmansah, Sidzia Madvox, Paris Hasan dan Reva Adhitama yang berkontribusi mengisi Pameran Rupa, Kiki Sulistyo yang akan membacakan puisi, Novrie Vie bermain teater monolog, Suradipa dan Kelompok Musik Yoiakustik mengisi pentas musik, Ridho Zikrimaula mengisi sesi pemutaran video dokumenter, juga I Wayan Geredeg dan Mantra Ardhana kedua putra dari I Wayan Pengsong yang akan mengisi sesi diskusi.

Seluruh kegiatan akan diarahkan oleh Yuga Anggana sebagai pengelola aktif Komunitas eRKaeM. Program pemberian penghargaan terhadap pengkarya seni sering dilakukan di beberapa daerah di Indonesia. Dari skala kecil hingga penghargaan nasional.

Sayangnya di Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok tak banyak terdengar tentang bagaimana seseorang, sekelompok, atau instansi tertentu memberikan penghargaan khusus pada bidang seni.

Melalui kegiatan Erkaem Award, eRKaeM hendak memberikan kritik konstruktif sekaligus stimulus bagi masyarakat dan instansi terkait salah satu cara mengapresasi kesenian yang kerap diabaikan di Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Pelukis Ida Bagus Purwa pameran tunggal bertajuk "AWAK"


Baca juga: Pelukis 11 negara pameran di Borobudur

Baca juga: Museum Basoeki Abdullah gelar lukisan dari 19 seniman muda

 

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019