Jakarta (ANTARA) - Situs layanan jual-beli dalam jaringan (online) Bukalapak telah menjadi salah satu perusahaan rintisan yang berstatus unicorn di Indonesia dan akan melangkah lebih jauh untuk meraih pencapaian lainnya, termasuk menyandang status decacorn.

"Mudah-mudahan tahun ini bisa jadi decacorn," kata CEO Bukalapak Achmad Zaky dalam ramah-tamah dengan jurnalis di Jakarta, Kamis.

Namun, Bukalapak tidak bersedia memberikan informasi mengenai valuasi perusahaan mereka. Pada awal 2019, Bukalapak mendapatkan suntikan dana Mirae Asset-Naver Asia Growth dari Korea Selatan senilai Rp706,6 miliar.

Cita-cita untuk menyandang status decacorn pada 2019 itu diupayakan Bukalapak dengan menumbuhkan segmen offline melalui Mitra Bukalapak, yaitu kemitraan dengan warung dan usaha kecil.

Mitra Bukalapak sudah menjalin kemitraan dengan sekitar satu juta warung di Indonesia. Zaky mengatakan respons terhadap program itu cukup positif karena pendapatan warung yang bermitra dengan mereka meningkat.

Bukalapak mulai berinvestasi senilai Rp1 triliun untuk program offline pada 2019, termasuk untuk memperluas gudang dan produk berupa barang yang dapat dijual di warung-warung.

Baca juga: Bukalapak Parjo 2019 angkat potensi kreatif anak muda Indonesia

Meskipun membidik status decacorn, Zaky mengaku target itu bukan tujuan utama Bukalapak. Dia ingin platform tersebut dapat menciptakan peluang usaha yang lebih banyak khususnya bagi usaha kecil.

"Kami ingin menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak," katanya.

Bukalapak telah tumbuh tiga kali lipat pada 2018. Mereka menargetkan dapat mencapai pertumbuhan ganda pada 2019.

Pusat riset
Investasi Bukalapak untuk e-commerce tidak sebatas pada bisnis. Pada 2018,  mereka membuka pusat riset di Bandung, Jawa Barat yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

"Ada ratusan engineer di sana, fokus ke AI," kata Zaky.

Kecerdasan buatan yang dikembangkan Bukalapak antara lain untuk optimasi sistem dalam platform Bukalapak, misalnya untuk mengenali foto agar tidak ada gambar bersifat negatif masuk ke platform Bukalapak.

Pusat riset Bukalapak juga masuk ke bidang kecerdasan buatan umum, misalnya robot. Zaky menyatakan saat ini belum ada rencana untuk membuka pusat riset di kota lain.

Baca juga: Bukalapak masih lihat peluang besar di pasar offline

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019