pemerintah terus berupaya melakukan peremajaan terhadap tanaman yang rusak tersebut
Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang menyebutkan banyak 1.551 hektare dari 5.986 hektare perkebunan rakyat di Sabang, Aceh, rusak karena tanaman yang sudah tua dan belum sempat mengalami peremajaan. 

"Pada tahun 2018 kami mencatat, tanaman perkebunan rakyat yang belum menghasilkan seluruhnya 2.365 hektare, yang menghasilkan 2.070 hektare, dan yang rusak 1.551 hektare," Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang Faktri di Sabang, Aceh, Kamis.

Ia mengatakan tanaman perkebunan rakyat tersebut rusak karena faktor usia yang terus menua. Faktri merinci tanaman perkebunan rakyat yang rusak tersebut adalah kelapa 952 hektare, kakao 370 hektare, cengkih168 hektare, pala empat hektare, pinang 19 hektare, kapuk/randu 11 hektare, dan kemiri 15 hektare.

"Ya, pemerintah terus berupaya melakukan peremajaan terhadap tanaman yang rusak tersebut, agar pada masa yang akan datang sumber ekonomi masyarakat tidak putus," kata dia.

Kepada Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang juga menjelaskan luas kebun kelapa dalam yang belum menghasilkan 125 hektare dan menghasilkan 1.081 hektare. Kemudian, cengkih belum menghasilkan 1.937 hektare dan menghasilkan 660 hektare.

Selanjutnya, perkebunan pinang belum menghasilkan 147 hektare dan menghasilkan 38 hektare. Perkebunan kakao belum menghasilkan 124 hektare dan menghasilkan 243 hektare.

Kemudian, perkebunan pala yang belum menghasilkan 26 hektare dan menghasilkan 36 hektare, nilam belum menghasilkan lima hektar dan sedang menghasilkan dua hektare.
 

Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019