"Gajah liar sampai saat ini masih berada di perkampungan di Nagan Raya," kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah melakukan koordinasi dengan tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Meulaboh, Aceh Barat untuk penggiringan tersebut.
Belasan kawanan gajah liar telah merusak rumah milik warga, lalu lahan pertanian, dan perkebunan di dua gampong (desa), yakni Blang Langoe dan Blang Tengku, Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya, Aceh pada Rabu (26/6). Total terdapat enam rumah milik masyarakat setempat rusak di antaranya empat unit di Blang Langoe, dan dua unit di Blang Tengku.
"Alhamdulillah, untuk korban tidak ada. Baik terdampak, mengungsi maupun korban jiwa," kata Dadek.
Camat Seunagan Timur, Nagan Raya, Teuku Mukhsin mengatakan, kawanan gajah liar mengamuk dan merusak rumah serta lahan perkebunan milik warga setempat dalam dua hari terakhir berjumlah 12 ekor.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dari masyarakat, namun satu unit rumah dan sejumlah tanaman kelapa sawit dan tanaman produktif lainnya ikut dirusak gajah. Serangan gajah yang terjadi di dua desa di kawasan tersebut sebetulnya sudah sering terjadi," katanya.
Informasi yang ia terima dari aparat Desa Tuwi Meuleusong, dan Desa Blang Lango di Kecamatan Seunagan Timur menyebut, satwa liar yang dilindungi oleh negara itu sudah berada di pemukiman warga sejak Selasa (25/6) malam. Gajah-gajah tersebut mengamuk dan merusak tanaman apa saja yang terdapat di sepanjang jalan yang mereka lintasi.
"Beruntung, sejumlah warga yang mengetahui gajah mengamuk berhasil menyelamatkan diri ke rumah warga lainnya atau ke tempat yang lebih aman, guna menghindari hal yang tidak diinginkan," katanya.
Baca juga: 12 gajah ngamuk rusak rumah di Nagan Raya Aceh
Baca juga: Warga Aceh Jaya khawatir gajah liar kembali obrak-abrik sawah
Baca juga: Sepuluh ekor gajah rusak kebun di Aceh Jaya
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
