Kebanyakan petani melakukan budidaya tani yang tradisional, belum mengikuti permintaan pasar sehingga selalu ada 'gap' antara ketersediaan dan permintaan barang
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan (startup) sektor teknologi dan pertanian, TaniGroup, menilai ada tiga faktor yang menghambat pertumbuhan industri pertanian di Indonesia, salah satunya perubahan konsumsi masyarakat.

"Isu pertama adalah adanya perubahan pola konsumsi yang tadinya 'offline' menjadi 'online'. Masyarakat sudah mulai merasakan nikmatnya makanan diantar ke rumah," kata Business Partner Lead TaniGroup Lutfia Aisya dalam diskusi Petani Millenial di acara AgroFood Expo JCC Senayan, Jakarta, Kamis.

Lutfia menjelaskan bahwa pola masyarakat yang memanfaatkan pesan-antar makanan juga berpengaruh pada rendahnya konsumsi atau belanja bahan pangan.

Oleh karena itu, TaniGroup lewat lini usahanya, yakni TaniHub, menghubungkan petani langsung dengan pembeli korporasi (supermarket, hypermarket, hotel, dan restoran) dalam satu e-commerce.

Melalui Tanihub, perusahaan berupaya untuk mengubah pola konsumsi masyarakat atas panen komoditas lokal dengan kualitas produk yang tidak kalah dengan produk impor.

Faktor kedua yang dapat menumbuhkan industri pertanian Indonesia adalah perubahan pola budidaya para petani yang masih tradisional dan mengandalkan pengetahuan pribadi mereka.

"Kebanyakan petani melakukan budidaya tani yang tradisional, belum mengikuti permintaan pasar sehingga selalu ada 'gap' antara ketersediaan dan permintaan barang," kata Lutfia.

Selain Tanihub, TaniGroup juga menjalankan lini bisnis lainnya di program pendanaan (funding) melalui TaniFund. Selain membantu dari sisi pendanaan, perusahaan juga melakukan pendampingan dan pemantauan kepada petani.

Ada pun faktor ketiga yang disebutkan adalah tantangan distribusi hasil produksi pertanian. Lutfia menjelaskan sering kali petani harus melewati jalan curam dan tidak terjangkau oleh kota besar. Namun, lewat TaniHub, permintaan pasar dapat disesuaikan dengan sentra produksi terdekat.

"Permintaan Jakarta lebih tinggi untuk hasil pertanian, daripada kota lainnya, sedangkan produksi bisa di Jawa Timur atau Sulawesi. Tanihub bisa mendekatkan produksi pada daerah yang membutuhkan," katanya.

TaniHub adalah bagian dari TaniGroup, perusahaan teknologi rintisan yang didirikan oleh Ivan Arie dan Pamitra Wineka.

TaniGroup bergerak dalam dua lini utama yaitu TaniHub, sebuah e-commerce yang menghubungkan petani langsung dengan pembeli korporasi (supermarket, hypermarket, hotel, dan restoran), dan TaniFund, sebuah crowdfunding platform yang menyediakan sarana investasi bagi masyarakat umum serta pembiayaan bagi kelompok tani yang ingin mengembangkan usahanya.

TaniGroup juga meluncurkan beberapa program yang menyasar usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bidang Food & Beverages (F&B) dan ritel fresh goods melalui program Restopreneur, Juicepreneur, dan Storepreneur

Baca juga: Kementan targetkan cetak 1 juta petani milenial hingga 2020

Baca juga: Mentan sebut lahan rawa jadi tumpuan produksi pangan masa depan


 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019