Jakarta (ANTARA) - Tumbuh besar sebagai anak dari cenayang ternama dunia pasti menantang, premis ini menjadi kisah dari film horor "Annabelle Comes Home" yang bercerita tentang Judy Warren, anak 10 tahun yang merupakan putri semata wayang Ed dan Lorraine Warren.

Film-film "The Conjuring" memang terinspirasi dari kisah nyata, tapi diracik dengan kebebasan kreatif sehingga apa yang terlihat di layar lebar tidak persis dengan aslinya.

Dalam film, Annabelle bisa keluar dari kotak kaca karena rasa penasaran seorang karakter, membuat para makhluk halus bergentayangan di rumah Judy.

Pada kenyataannya, boneka Annabelle asli tidak pernah meninggalkan kotak kacanya di museum Warren yang dijaga Judy (68) bersama suaminya, Tony Spera.

"Dia tidak pernah kabur atau bertingkah. Tapi saya tidak mau dia mendapatkan ide itu," ujar Judy seperti dikutip dari USA Today.

Boneka Annabelle yang asli terlihat seperti boneka kain biasa, jauh dari kata menyeramkan seperti yang ditampilkan dalam film.

Namun Judy berpendapat boneka kain asli dengan rambut merah dan mata dari kancing itu lebih menyeramkan ketimbang versi layar lebar.

"Lebih mudah melihat boneka Annabelle di film," kata dia. "Yang asli terlihat sangat biasa saja tapi sebenarnya sangat jahat."

Perbedaan besar dalam film adalah soal usia. Judy yang asli tidak tumbuh besar dengan kehadiran boneka itu di rumahnya. Ed dan Lorraine membawa Annabelle ke rumah pada 1971, saat Judy sudah dewasa.

Judy mengatakan ia menghabiskan masa kecil bersama neneknya, Georgiana, saat orangtuanya bepergian untuk menyelesaikan kasus paranormal. Dia belajar di sekolah Katolik, seperti dalam film, tapi teman sekolahnya tidak pernah tahu apa pekerjaan orangtuanya.

"Saat kelas 6 SD, saya bertanya pada ayah, 'Apa yang harus kubilang tentang pekerjaanmu?'" kenang Judy. "Dan dia bilang, 'Aku seniman lanskap. Bilang saja itu.' Saat suster mendengarnya, dia menempatkanku di kelas tanaman sepanjang tahun . Saya tidak tahu apakah tanamannya hidup atau mati."

Judy bisa merasakan penggambaran film di mana pesta ulang tahun Judy tidak dihadiri teman-temannya, mengingat ulang tahunnya jatuh pada Januari dan badai salju kerap membuat rencana pesta buyar.

Saat pekerjaan orangtuanya dikenal orang, Judy jadi frustrasi membaca berita yang mengkritik mereka, sama seperti adegan dalam film.

"Saya masih merasa sedih membaca artikel negatif tentang orangtuaku," kata dia. "Yang berbeda dari film adalah saya membacanya saat dewasa. Dan merasa marah karenanya."

Namun dia tak punya masalah untuk bercerita pada Spera, seorang polisi, tiga pekan setelah mereka bersua pada 1979. "Itu bukan sesuatu yang kuceritakan pada orang, tapi saya merasa bisa bercerita pada Tony."

Dia mengundang Tony untuk melihat orangtuanya berbicara di Universitas Connecticut.

"Kubilang, 'Wah. Orangtuamu profesor kampus?'" kata Tony. "Dia jawab, bukan, mereka pemburu hantu."

Tony merasa penasaran tapi tidak berpaling. Ketika ia bertemu lagi dengan Ed dan Lorraine di rumah mereka, Tony menjelajahi isi museum. Judy tidak setuju.

"Dia bilang, 'Aku tidak pernah masuk ke museum,' ujar Tony. "Dia takut pada isi museum dan Annabelle."

Kehidupan keluarga Warren jadi lebih aneh setelah film "Conjuring" tayang. Banyak pengunjung yang singgah ke rumah Lorraine tanpa membuat janji, bahwa masuk ke rumah. Ada juga mobil-mobil yang parkir di depan rumahnya.

Tony meneruskan tradisi untuk membuat tur museum, di mana Annabelle jadi daya tarik utama. Namun museum itu ditutup karena para tetangga mengeluh akibat terganggu dengan keramaian.

Tony memasang sistem keamanan di sekitar museum untuk melindungi Annabelle dari pencuri, juga meneruskan tradisi pembacaan doa agar Annabelle tetap berada di tempatnya.



Baca juga: Ed dan Lorraine Warren akan hadir di "Annabelle 3"

Baca juga: "Annabelle Comes Home", malam teror dari sebuah boneka

 

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019