Tokyo, Jepang (ANTARA) - Pecinta lingkungan hidup dari seluruh dunia mendesak pemimpin global dalam pertemuan puncak G20, Jumat, "tidak menutup mata" atas apa yang mereka sebut "serangan kejam terhadap ikan paus" yang direncanakan Jepang.

Tuan rumah Jepang akan memulai kembali penangkapan ikan komersial pekan depan.

Jepang mundur dari International Whaling Commission (IWC) pada Ahad dan melanjutkan penangkapan ikan paus komersial sehari setelah selama tiga dasawarsa. Selama itu, program penangkapan ikan pausnya dengan kedok "penelitian ilmiah" dikecam oleh penentangnya sebagai penangkapan ikan komersial.

"Pekan ini, saat satu bagian pemerintah Jepang dengan bangga memfasilitasi kerja sama internasional dengan menjadi tuan rumah pertemuan G20, satu bagian lain secara diam-diam melepaskan dirinya dari kewajiban kerja sama global mengenai perlindungan dan penanganan ikan paus di dunia," kata Kitty Block, Presiden Humane Society International, di dalam satu pernyataan.

"Jepang keluar dari IWA an membangkan terhadap hukum internasional untuk memburu ambisi penangkapan ikan paus komersialnya adalah pengkhiatan, memburuk dan lamur ...," kata Block, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat.

Block dan pegiat lain, termasuk ahli antropologi Jane Goodall, menyerukan "campur tangan penangkapan ikan paus internasional" dilancarkan dalam pertemuan di Kota Osaka, Jepang Barat, dan surat telah dikirim kepada semua pemimpin G20 untuk mendesak mereka agar memberitahu Jepang itu bertentangan dengan dunia dan menyerukan diakhirinya penangkapan ikan paus komersial, tambah pernyataan itu.

"Para pemimpin dunia yang bertemu di Jepang pekan ini tak boleh menutup mata pada serangan kejam yang direncanakan terhadap ikan paus di Pasifik Utara," kata Block.

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019