Jakarta (ANTARA) - Pengamat tata kota dan lingkungan Yayat Supriatna menilai rumah atap di atas Mal Thamrin City, Jakarta, bisa menjadi solusi keterbatasan lahan.

"Bisa jadi solusi (keterbatasan lahan). Ini Inovasi. Ini juga bisa jadi solusi semakin sepi mal di Jakarta karena sekarang banyak mal yang tidak lagi menarik," ujar Yayat saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Namun, Yayat menegaskan inovasi tersebut harus diikuti dengan izin yang jelas dari Pemerintah Provinsi DKI dalam konteks pembangunan untuk melindungi konsumen dalam aspek keselamatan dan keamanan konstruksi.

Baca juga: Pengamat melihat ada kejanggalan rumah di atap Thamrin City

Lebih dari itu, Yayat mengatakan pemukiman di atas bangunan, dalam hal ini bangunan publik, seperti mal, akan bersifat eksklusif dan berorientasi pada komoditas komersialisasi.

"Untuk solusi kebutuhan rumah kurang pas karena kita butuh rumah yang harga terjangkau, inclusive," kata Yayat.

Baca juga: Pengamat: belum ada aturan perumahan di atap gedung

Ditanya soal tren konsep roof garden atau taman atap yang kini mulai banyak diimplementasikan di gedung-gedung perkantoran, Yayat mengatakan rumah atap bertolak belakang dengan konsep tersebut.

"Roof garden untuk mengatasi krisis taman di mana atap-atap gedung diubah fungsi menjadi taman bagi pemanfaat publik, sementara rumah atap cenderung private," ujar Yayat.

"Alangkah bagusnya dibuat rooftop garden karena di Jakarta terbatas ruang terbuka hijau, namun pengembang lebih suka bangunan yang komersial daripada untuk publik," tambah dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019