Jakarta (ANTARA) - Memakai tas yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari bisa membuat kondisi tubuh optimal dan mengurangi risiko asupan obat nyeri yang sebenarnya bisa dihindari.

Para pencinta tas, khususnya kaum Hawa, yang terbiasa memakai tas dengan cara menyangkutkannya di pergelangan tangan harus lebih waspada, terlebih bila isi tasnya berbobot sampai berkilo-kilogram.

Menurut dokter jantung dan pembuluh darah Vito Damay, cara memakai tas seperti itu, apalagi bila massanya berat, bisa mengakibatkan rasa kebas pada tangan atau jari.

Kondisi tersebut kerap terjadi pada ibu-ibu yang juga sibuk menggendong anak sehingga tangan serta pundaknya mengalami tekanan dalam waktu lama.

"Pergelangan tangan kalau tertekan oleh benda berat dalam waktu lama akan membuat saraf meradang," kata Vito ditemui di pameran Mommy N Me, Jakarta Convention Center, Jumat.

Dia menyarankan untuk mengurangi barang bawaan bila memang memutuskan untuk memakai tas yang modelnya harus dicangklongkan di pergelangan tangan atau sebelah bahu.

"Bagian pundak tersambung otot ke kepala, kalau kepala dan leher tegang bisa jadi karena salah bawa tas," kata dia.

Ransel adalah salah satu solusi bila membawa barang-barang berat, tapi dia mengingatkan untuk memakainya secara benar. Kedua talinya harus disangkutkan ke bahu, tidak boleh cuma sebelah.

Postur tubuh juga menentukan jumlah beban yang bisa dibawa. Pemilik tubuh bongsor cenderung bisa membawa barang yang lebih berat ketimbang pemilik tubuh mungil.

"Cara menentukannya, saat pakai tas pastikan tubuh imbang. Kalau tubuh sampai membungkuk atau punggung tertarik ke belakang berarti terlalu berat," kata dia.

Baca juga: Tips belanja tas "branded" bekas berkualitas

Baca juga: Cara bikin tas jinjing dari kaus bekas

Baca juga: Kylie Jenner beli dua tas Luis Vuitton seharga Rp716 juta lebih

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019