Jakarta (ANTARA) - Pameran untuk memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, "Jagung Berbunga di antara Bedil dan Sakura", berlangsung di Universitas Rikkyo, Tokyo, Jepang.

Menurut siaran pers dari Universitas Rikkyo yang dikutip di Jakarta, Jumat, pameran tersebut berlangsung pada 21-29 Juni 2019.

Sebelumnya, pameran tersebut telah digelar di Indonesia pada Agustus 2018, atas kerja sama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Arsip Nasional RI, dan Lembaga Kantor Berita ANTARA, dan Lokananta.

Pameran yang pernah dilaksanakan di Perpustakaan Nasional dan Galeri Foto Jurnalistik Antara itu, banyak mendapat respons bagus dari masyarakat.

Setelah itu, ada keinginan dari peneliti Indonesia-Jepang dan beberapa relawan untuk membawa pameran tersebut ke Jepang dengan pendanaan dari Japan Foundation.

Pameran tersebut menunjukkan dokumen sejarah, seperti poster, publikasi, foto dan kartun, yang digunakan untuk propaganda budaya atau pemikiran militer dalam periode saat tentara Jepang menduduki Indonesia selama Perang Dunia II.

Berbagai dokumen tersebut ada yang dibuat oleh orang Jepang yang berada di Indonesia saat itu.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga sejarawan, Hilmar Farid, menyebutkan bahwa pameran tersebut tidak hanya terkait dengan pendudukan Jepang atas Indonesia dengan cara yang keras, akan tetapi ada hal-hal baik lain yang belum pernah didengar masyarakat sebelumnya.

Dalam kebijakan militer, selain mengaitkan senjata dengan pemerintahan, penting juga untuk melihat pendudukan Jepang dalam banyak cara.

Di Jepang, pameran itu juga banyak menampilkan dokumen langka yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya, seperti dokumen yang disediakan oleh pejabat Jepang, terutama yang di Museum Nasional Indonesia dan Institut Sumber Daya Perang di Belanda.

Baca juga: LKBN Antara-Kedubes Jepang jajaki pameran 60 tahun RI-Jepang
Baca juga: Dubes Jepang kagumi arsip foto LKBN Antara


 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019