Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Gabungan Bintang Pelopor Demokrasi (BPD), Yusron Ihza Mahendra, di Jakarta, Selasa, mengingatkan tertembaknya Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, yang diduga dilakukan kelompok Alfredo Reinado (11/2), dapat berbuntut panjang. "Karena itu Pemerintah Indonesia perlu lebih waspada dalam menyikapi hal tersebut. Tiga hal yang perlu diwaspai, yaitu masalah keselamatan warga negara Indonesia di Timor Leste, masalah di dunia diplomasi, terutama tentang kemungkinan tuduhan bahwa Indonesia terlibat dalam peristiwa berdarah ini dan masalah pengungsi," ungkapnya kepada ANTARA. Dari info yang diperolehnya, Alfredo Reinado memiliki setidaknya 600 pengikut, alias sepertiga dari jumlah tentara Timor Leste. "Alfredo Reinado yang diberitakan sebagai "tewas" dalam peristiwa di atas, sebelumnya telah dipecat bersama 600 orang lainnya saat Mari Alkatiri menjabat Perdana Menteri, dikenal pernah memiliki hubungan dekat dengan aparat pemerintah Indonesia," kata Yusron. Di masa lalu, kata Yusron, Alfredo pernah menjadi sopir salah satu pejabat Indonesia dan juga sempat kuliah di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) di Jatinangor, Jawa Barat. "Tentang nasib warga Indonesia, mulai mengungsinya warga negara Indonesia ke KBRI di Timor Leste, sebagaimana dikhabarkan sumber dari negara itu, mengisyaratkan adanya kecemasan warga Indonesia di sana. Terutama, tentang kemungkinan dijadikannya mereka sebagai sasaran dari peristiwa tertembaknya Ramos Horta di atas," katanya. Yusron berpendapat, mengaitkan sosok Alfredro Reinado karena hubungan dekatnya dengan aparat pemerintah Indonesia bukan merupakan hal yang mustahil. Waspadai Aksi Eksodus Sebelumnya, Ketua DPR Agung Laksono, mengingatkan aparat keamanan mewaspadai dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya eksodus pasca-penembakan Ramos Horta. "Aparat TNI, khususnya yang bertugas di perbatasan, harus meningkatkan kewaspadaan dan antisipasinya atas kemungkinan terjadinya eksodus besar-besaran menyusul peristiwa itu," katanya kepada pers. Agung Laksono jua menyampaikan rasa prihatinnya atas peristiwa di negara yang memerdekaan diri dari Indonesia itu. "Saya mengharapkan kejadian ini tidak berlarut-larut, karena berpotensi meluas bahkan hingga ke perbatasan," ujarnya. Agung menyatakan Pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga harus secepatnya memantau keadaan di negara tetangga itu melalui perwakilan pemerintahan Indonesia. "Dengan cara ini, segala kemungkinan sudah bisa diantisipasi lebih dini dan diambil keputusan tanpa menimbulkan masalah lain," kata Agung. (*)

Copyright © ANTARA 2008