Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhalangan hadir pada Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Mathla’ul Anwar DKI Jakarta yang berlangsung di daerah Cipayung Kecamatan Megamendung Bogor, Jawa Barat, mulai dari 29 hingga 30 Juni 2019, namun telah menunjuk utusan untuk membuka acara tersebut.

"Gubernur berhalangan hadir, tetapi beliau mengutus Kabag Biro Pendidikan Mental dan Spiritual Provinsi DKI Jakarta H Jafar Abdul Malik untuk membuka acara tersebut pada Sabtu siang ini," kata Ketua Pengurus Wilayah Mathla’ul Anwar (PWMA) DKI KH Nurdin Achmad kepada pers di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Mathlaul Anwar gelorakan Islam Rahmatan Lil Alamin

KH Nurdin menjelaskan semula Anies Baswedan akan membuka langsung Rakerwil Mathla’ul Anwar di Balai Agung Pemprov DKI Jakarta, namun gubernur berhalangan hadir karena ada acara yang tidak boleh diwakilkan di Jakarta, sehingga seluruh acara rakerwil dilaksanakan di Cipayung Bogor.

Rakerwil bertema “Konsolidasi organisasi Mathla’ul Anwar Era 4.0” itu akan dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) KH Ahmad Sadeli Karim beserta jajarannya serta beberapa akademisi yang berasal dari internal ormas tersebut.

Baca juga: Mathla'ul Anwar konsisten di jalur pendidikan

Ketua Umum PWMA DKI Jakarta KH Nurdin juga menyatakan bersyukur bahwa Gubernur DKI Jakarta mempunyai perhatian yang besar untuk memajukan ormas-ormas Islam yang ada di Jakarta, termasuk Mathla’ul Anwar DKI Jakarta.

"Alhamdulillah, kami selalu diundang pada acara-acara besar yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta, dan dalam surat undangan nama PWMA DKI Jakarta selalu berada pada urutan atas setelah NU dan Muhammadiyah DKI Jakarta," kata KH Nurdin.

Mathla’ul Anwar didirikan 10 Ramadhan 1334 Hijriah atau 10 Juli 1916 oleh KH E Mohammad Yasin, KH Tb Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman serta dibantu oleh sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di daerah Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sebagian di antara pendiri adalah alumni perguruan tinggi di Timur Tengah.

Ormas tersebut didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding NU. Muhammadiyah dirikan pada 18 Nopember 1912 di Kauman Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan dan NU pada 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur, oleh KH Hasyim Asy’ari.

Mathla’ul Anwar kini sudah memiliki perwakilan di 30 provinsi. Kehadiran perwakilan di beberapa provinsi lainnya akan terus diusahakan, yakni di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Utara, Bangka Belitung, dan Papua Barat

Mathla’ul Anwar selama ini mengelola ratusan lembaga pendidikan dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Adapun perguruan tinggi yang dikelolanya adalah Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA). Kampus UNMA terletak di bagian barat Kota Pandeglang, tepatnya daerah Cikaliung, Pandeglang, Banten.

UNMA yang didirikan tahun 2001 sebagai manifestasi dari misi organisasi Pengurus Besar (PB) Mathla’ul Anwar di bidang pendidikan itu saat ini menjadi universitas swasta bergengsi yang memiliki program studi dan fakultas terlengkap di Provinsi Banten.

Kini UNMA yang memiliki komitmen menyediakan pendidikan bermutu dengan biaya terjangkau itu mengelola 10 fakultas dan 21 program studi bidang eksakta dan sosial yang telah memiliki legalitas dengan jumlah mahasiswa aktif dan alumni mencapai lebih dari 10 ribu orang .

Terkait dengan kerja sama luar negeri, Mathla’ul Anwar juga sudah melakukan kerjasama di bidang pendidikan yang intensif dengan lembaga pendidikan di beberapa negara, yakni Singapura, Malaysia, dan Turki.

Pewarta: Ridwan Chaidir
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019