Solo (ANTARA) - Puluhan pecatur dari 11 negara bakal bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam kejuaraan catur "Asian Juniors and Girls U-20 Chess Championship 2019" yang mulai digelar di Hotel Lorin Surakarta, Jawa Tengah, Senin.

Event catur internasional untuk pemain berusia di bawah 20 tahun ke bawah   yang merupakan arena bergensi bagi para pecatur junior Asia tersebut dibuka oleh Ketua Pengurus Besar (PB) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Utut Adianto.

Sebanyak 69 pecatur dari 11 negara yang tampil  antara lain dari Malaysia, India, Irak, Iran  Vietnam, Filipina, Kazakhstan, Myanmar, Banglades, New Zealand, Hong Kong, dan tuan rumah Indonesia.

Menurut Ketua PB Percasi Utut Adianto pada event catur junior tingkat Asia di Solo itu, pecatur muda bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya dan berhak menyandang gelar sebagai yang terbaik di Asia.

Utut mengatakan ditunjuknya Indonesia menjadi tuan rumah untuk kegiatan kejuaraan Asian Juniors Chess Championship 2019 ini, menjadi tanggung jawab, sekaligus tantangan besar yang diemban PB Percasi. Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah karena juga memiliki kultur catur yang kuat, dan dipilihnya Jateng karena banyak pecatur yang mumpuni di daerah ini.

"Kami saatnya menunjukkan ke dunia luar, bawah catur memiliki tradisi yang mengakar di Indonesia, sehingga Indonesia pantas dan mampu untuk menyelenggarakan event besar ini," kata Utut.

Bahkan, kata Utut ajang tersebut sekaligus untuk memberikan kesempatan pecatur junior Indonesia bertanding dengan pecatur terbaik di Asia.

Indonesia pernah dua kali melahirkan pecatur juara catur junior Asia, yakni melalui Andi Suhendra Supardi, menjadi juara pada 1991, dan langsung mendapat gelar Internasional Master (IM). Pecatur Indonesia lainnya, Novendra Priasmoro, menjadi juara di Mongolia, pada 2018.

"Kami berharap dari event catur junior tingkat Asia paling tidak ada dua medali emas dari enam yang dipertandingkan," kata Utut.

Ketua Panitia Asian Juniors and Girls U-20 Chess Championship 2019, Dwi Hatmisari mengatakan Indonesia yang ditunjuk sebagai penyelenggara Asian Juniors Chess Championship 2019 sebagai berkah. Jika melihat tiga tahun terakhir ini, di New Delhi India (2016), Iran (2017) dan Mongolia (2018).

"Pada event tahun ini, ada peningkatan jumlah pesertanya yakni ada 11 negara dibandingkan sebelumnya di Mongolia hanya 7 negara. Sehingga, persaingannya akan lebih ketat," kata Dwi.

Selain itu, pada kejuaraan di Solo, juga setidaknya ada satu pecatur bergelar Grandmaster yang hadir, yakni Venkataraman Karthik asal India. Pecatur India ini, baru saja menjuarai Myanmar Open 2019 pada Juni lalu, dan memiliki rating 2.480 per 1 Juli tahun ini.

Selain persaingan keras pecatur dari India yang menurunkan 9 pecaturnya baik putra maupun putri, peserta terbanyak disamping tuan rumah yang menurunkan 37 pecatur, 

Sangan berat datang dari Vietnam yang menurunkan IM Nyuyen Anh Khoi, pecatur sebagai bocah ajaib yangs memiliki rating 2.516. Ang Khoi merupakan unggulan pertama untuk kategori putra junioar Open.

Indonesia menurunkan juara bertahan, IM Novendra Priasmoro dalam nomor catur standar,. 

Ia diharapkan ikut bersaing dalam perebutan gelar juara dengan generasi penerusnya FM Arif Abdul Hafiz (2.272), FM Catur Adi Sagita (2.245), FM Daniel GHermawan Tobil (2.175), Aditya Bagus Arfan (2.204) dan pecatgur lainnya.

 Pecatur andalan Filipina juga akan ikut bersaing pada kejuaraan junior di Solo, yakni IM John Marvin Miciano (2.355) dan IM Daniel Quizon (2.336).

Pada kelompok putri, persaingan juga ketat seperti antara dua pecatur Kazakhstan WFM Nazerke Nurgali (2.102) dan WFM Assel Serikbay (2.071). Indonesia menurunkan andalannya WFM Ummi Fisabilillah yang baru tiga kali lolos masuk tim SEA Games Indonesia, dan WIM Dita Karenza, yang pada 2018 keluar sebagai juara tiga Asia untuk kategori putri di bawah 18 tahun. ***3***

Baca juga: Chelsie kalah, Indonesia nirgelar juara
Baca juga: Empat pecatur teratas berpoin sama, perebutan juara WGM ketat
Baca juga: Indonesia berharap Novendra dan Susanto juara

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019